PKS Minta Prabowo Tak Besar Kepala, Sebut Anies Tak Berhutang Jasa
search

PKS Minta Prabowo Tak Besar Kepala, Sebut Anies Tak Berhutang Jasa

Zona Barat
Suasana debat capres 2024 di depan kantor KPU RI. Foto: Istimewa

Politeia.id - Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, menyoroti bahwa kewajiban moral Anies Baswedan tidaklah terletak pada Prabowo Subianto, melainkan pada masyarakat Jakarta. Menurut Kholid, Anies memiliki utang budi politik kepada warga Jakarta yang telah memberikan kepercayaan padanya.

"Benar bahwa Anies Baswedan memiliki tanggung jawab politik, namun bukan kepada Prabowo, melainkan kepada warga Jakarta yang dengan tulus memilihnya," ungkap Kholid kepada para wartawan di Jakarta pada Jumat (15/12).

Kholid menegaskan bahwa pencalonan Anies Baswedan sebagai gubernur Jakarta pada Pilgub DKI 2017 bukan semata-mata karena peran Prabowo dan Partai Gerindra, tetapi juga melibatkan peran besar dari PKS.

"Pencalonan Anies sebagai Gubernur DKI didukung oleh dua partai, PKS dan Gerindra. Bagi PKS, ketika Anies terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, beliau mewakili seluruh warga Jakarta, bukan hanya milik PKS atau Gerindra."

Selain itu, Kholid mengingatkan pihak Prabowo tentang sejarah pencalonan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Pada saat itu, kata dia, Gerindra mendukung mantan kadernya yakni Sandiaga Uno. Sementara PKS mendukung Mardani Ali Sera sebagai pendamping Sandi.

"Namun, karena situasi politik yang dinamis, PKS dengan tulus hati menyerahkan hak untuk mengusung Mardani kepada Anies. Akhirnya, terpilihlah pasangan Anies-Sandi. Alhamdulillah, Anies menjadi Gubernur DKI," kata Kholid, yang juga merupakan Calon Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Depok-Bekasi.

Kholid mengecam sikap Prabowo yang terkesan melakukan serangan personal terhadap Anies dan sikap emosionalnya dalam debat.

"Prabowo tampaknya belum bisa melupakan masa lalu. Alih-alih bertukar ide untuk masa depan, dia justru melakukan serangan pribadi dan mengungkit-ungkit hal-hal yang sudah terjadi. Hal ini tidaklah konstruktif dan tidak menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam debat capres, Prabowo dan Anies saling meledek. Awalnya, Anies menilai bahwa rakyat tidak percaya dengan demokrasi Indonesia saat ini. Alasannya adalah tidak ada kebebasan berbicara hingga kurangnya oposisi.

Namun, menurut Prabowo, apa yang disampaikan Anies merupakan suatu hal yang berlebihan.

"Mas Anies, Mas Anies. Saya berpendapat mas Anies ini agak berlebihan, mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu dan ini mas Anis dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang usung bapak," ujar Prabowo yang disambut riuh oleh penonton Debat Capres dan Cawapres 2024, di Gedung KPU, Selasa (12/12).

Menurut Prabowo, kalau bukan karena demokrasi tidak mungkin Anies menjadi Gubernur.

"Kalau Jokowi diktator anda tidak mungkin jadi Gubernur saya waktu itu oposisi mas Anies anda ke rumah saya anda oposisi anda terpilih," paparnya.

Tag:

comments