Dewan Kolonel Dinilai Bisa Jadi Kekuatan Pembangkang di PDIP
search

Dewan Kolonel Dinilai Bisa Jadi Kekuatan Pembangkang di PDIP

Zona Barat
Koordinator TPDI Petrus Selestinus. (Foto: Ist)


Politeia.id-Pembentukan Dewan Kolonel yang diinisiasi oleh sejumlah kader Partai, seperti Trimedya Panjaitan dinilai sebagai tindakan insubordinasi untuk memecah belah sesama kader di PDIP. Bahkan, Dewan Kolonel dinilai bisa jadi duri dalam daging.

Diketahui, Dewan Kolonel dibentuk untuk mempopulerkan Puan Maharani di dapil para anggota DPR RI dari Fraksi PDIP.

"Mengapa, karena PDIP jauh jauh hari sudah menyiapkan begitu banyak organ untuk para kader mengaktualisasikan potensinya demi mewujudkan tujuan negara, sesuai dengan visi-misi partai menurut AD-ART," ujar Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus, Selasa (8/11). 

Menurut Petrus, pembentukan organ baru di luar organ yang sudah ada di dalam AD-ART Partai, meski mengatasnamakan kepentingan Puan Maharani, patut diduga memiliki agenda terselubung atau sebagai duri dalam daging.

Jika kita membaca AD-ART PDIP dengan cermat, kata Petrus, maka di sana terdapat banyak organ yang disediakan oleh PDIP bagi kader-kadernya untuk berkarya, berjuang, mengabdi dan mempromosikan diri demi kepentingan partai mewujudkan tujuan negara, sesuai dengan visi dan misi martai.

Padahal, kata Petrus, ada puluhan organ partai yang terstruktur, disediakan oleh AD-ART dan disahkan dalam kongres PDIP. Pada BAB tentang organisasi, ditemukan organ, seperti, Fraksi Partai, Pusat Analisa dan Pengendali Situasi, Departemen Partai, Badan Partai, Badan Pertimbangan Partai, Badiklat, BP. Pemilu Partai, Komite Partai, Komunitas Juang, Satgas Partai dan lain-lain.

"Namun, mengapa kader-kader seperti Trimedya Panjaitan dkk.enggan mengisi organ-organ partai yang sudah ada, sebut saja "Komunitas Juang atau SATGAS" dan lain-lain yang melembaga dalam struktur DPP PDIP, lantas membuat organ ilegal, di luar sistem dan berpotensi menjadi insubordinasi di dalam partai," tukas Petrus.

Menurut Petrus, Dewan Kolonel" ini tidak sekedar siasat untuk cari muka seperti pernyataan Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun. Kata dia, Dewan Kolonel ini pun bisa jadi wadah bagi kader bermental penjilat melanggengkan eksistensi para kader dengan kriteria kader benalu/parasit. Selain itu, menjadikan PDIP sebagai alat mencari makan dan menumpuk kekayaan untuk kepentingan pribadi.

"Ada yang lebih ekstrim menilai bahwa "Dewan Kolonel" ini berpotensi menjadi kekuatan pembangkan yang sedang berproses mencari bentuk, membuat gimick seolah-olah mereka sebagai kader pejuang tetapi sesungguhnya mereka adalah pecundang yang memecah belah sesama kader," katanya.

Lahirnya Dewan Kolonel, tambah Petrus, melahirkan organ-organ lainnya"Dewan Kopral", nanti akan lahir juga "Dewan Jenderal" dstnya. untuk apa dan apakah Partai kekurangan Organ bagi kadernya untuk menjadi alat perjuangan selain induknya bernama PDIP.

Padahal PDIP menyiapkan Organ-Organ begitu banyak bagi kader-kader Partai yang berkehendak baik, agar para kader mengaktualisasikan profesionalisme dan potensinya melalui program-program Partai sesuai dengan Visi-Misi Partai, demi mewujudkan tujuan Negara, bukan untuk meperkaya diri pribadi secara mendadak.

Tag:

comments