Konflik Palestina-Israel Kembali Pecah, Dulu Soekarno Pernah Lakukan Ini ke Israel
search

Konflik Palestina-Israel Kembali Pecah, Dulu Soekarno Pernah Lakukan Ini ke Israel

Zona Barat
Masjid Al-Aqsa menjadi sasaran serangan tentara Israel. Foto: independent.co.uk.

Politeia.id -- Bentrokan antara tentara Israel dan Palestina kembali terjadi sejak Sabtu (8/5) pekan lalu.

Masjid Al Aqsa di pusat kota Jerusalem diserang pasukan Israel yang membuat 200 orang warga sipil Palestina terluka.

Sementara itu, serangan militer Israel ke wilayah Gaza telah menewaskan 24 warga sipil. Serangan itu menyusul aksi Hamas yang meluncurkan roket dari wilayah pantai menuju Israel.

Akhirnya, pasukan Israel membombardir Jalur Gaza hingga Selasa (11/5), menargetkan situs-situs di Khan Younis, kamp pengungsi al-Bureij, dan lingkungan al-Zaitoun.

Konflik yang telah berusia 100 tahun ini dipicu oleh larangan Israel kepada warga Palestina untuk melakukan azan di Masjid Al- Aqsa.

Pemerintah Indonesia sejak dulu telah telah berkomitmen membela kepentingan rakyat Palestina dan menyerukan perdamaian dan pengakuan Israel atas negara itu.

Bagi Indonesia, Palestina ibarat Indonesia di belahan dunia lain tetapi sangat dekat dengat hati rakyat di negara islam terbesar dunia.

Konon, Palestina turut membantu perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan dan termasuk dalam barisan negara pertama di samping Mesir yang mengakui kedaulatan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Karena kedekatan kedua negara, setiap pemimpin Indonesia selalu berdiri di garda terdepan membela kepentingan politik rakyat Palestina.

Satu hal yang paling tegas dilakukan Presiden Soekarno pada tahun 1962. Soekarno waktu itu memulangkan kontingen Israel dari Asian Games yang dilaksanakan di Jakarta.

Ini memperlihatkan keberanian dan komitmen politik Bung Karno dalam memperjuangkan hak rakyat Plaestina dari intimidasi dan teror Zionis bangsa Israel.

"Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel," ujar Soekarno ketika mengusri kontingen Israel dari Asian Games.

Sekarang, Israel dan beberapa negara Timur Tengah tidak lagi mengikuti Asian Games, tetapi memilih bergabung ke Eropa.

Adapun simbol kedekatan kedua negara terbukti dalam beberapa hal.

Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, misalnya, diambil dari nama Al Quds (berarti Kota Suci di Yerusalem) oleh Sunan Kudus (Jafar Shadiq), salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa, yang lahir di Al Quds (Yerusalem) 4 September 1400 dan wafat 5 Mei 1550 di Kudus. Semasa hidupnya, ia bahkan membangun Masjidil Al Aqsha Menara Kudus.

Di Palestina terdapa beberapa masjid yang dibangun oleh rakyat Indonesia.

Masjid Daarut Tauhiid Indonesia di Gaza misalnya, diresmikan pada 31 Desember 2015, berdiri di atas tanah milik Departemen Agama dan Perwakafan Palestina.

Di Gaza juga berdiri Rumah Sakit Indonesia yang dibangun rakyat Indonesia di tanah wakaf pemerintah Palestina seluas 16.261 meter persegi dan memiliki kapasitas 100 tempat tidur. Rumah Sakit Indonesia mulai beroperasi pada 27 Desember 2015.

Ketika pemimpin PLO Yasser Arafat di Aljazair memproklamasikan kemerdekaan Palestina sebagai negara berdaulat berbentuk republik parlementer dengan ibukota berada di Al Quds Al Sharif, Yerusalem Timur pada 15 November 1988, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengakui kemerdekaan itu.

Pada 19 Oktober 1989, Indonesia dan Palestina menandatangani kesepakatan dimulainya hubungan diplomatik. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri saat itu Ali Alatas dan pejabat PLO Farouk Kaddoumi.

Palestina membuka kedutaan besar di Jakarta, sedangkan Indonesia menugaskan Kepala Misi ke Republik Tunisia sebagai Duta Besar non-residen Palestina sebelum kemudian Kedutaan Besar RI untuk Yordania merangkap Negara Palestina berkedudukan di Amman, Yordania.

Pada KTT ke-10 Gerakan Non-Blok atau Non-Allignment Movement (NAM) di Jakarta pada 1-6 September 1992, Arafat datang ke Jakarta.

Konferensi ini memperteguh dukungan Indonesia bersama negara-negara anggota GNB untuk memberikan dukungan penuh bagi kemerdekaan Palestina.

Pada 16 Agustus 2000 atau sehari sebelum Peringatan HUT ke-55 Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Abdurrahman Wahid didampingi Wapres Megawati Soekarnoputri menerima kedatangan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat di Istana Merdeka, Jakarta.

Gus Dur menegaskan bahwa Indonesia terikat kepada keputusan mendukung Palestina, sedangkan Arafat menyebutkan bahwa hingga saat itu telah ada 123 negara mendukung negara Palestina.

Dalam berbagai forum internasional, Indonesia terus menyerukan perdamaian di Palestina.

Begitu pula dalam setiap sidang Organisasi Kerja Sama Islam atau saat sebelumnya masih bernama Organisasi Konferensi Islam.

Hingga Presiden Joko Widodo, Indonesia terus bersuara lantang membela kedaulatan Palestina.

Jokowi menilai aksi kekerasan dan penggusuran terhadap warga Palestina tersebut tak boleh diabaikan.

"Pengusiran paksa warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa tidak boleh diabaikan," kata Jokowi melalui akun Twitter-nya, Senin (10/5).

Jokowi mengatakan Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan tegas atas aksi kekerasan Israel tersebut. Dia memastikan Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina.

"Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Israel. Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina," katanya.

Sementara itu, aksi demonstrasi menuntut dukungan politik pemerintah Indonesia untuk Palestina juga terus digaungkan oleh warga Muslim.

Dengan pecahnya konflik menjelang perayaan Idul Fitri tahun ini, seluruh masyarakat Muslim mengecam keras aksi brutal tentara Israel dan mendesak pemerintah Indonesia mengupayakan perdamaian.*

Tag:

comments