Bencana NTT: 138 Warga Meninggal, 74 Hilang dan 61 Masih dalam Pencarian
search

Bencana NTT: 138 Warga Meninggal, 74 Hilang dan 61 Masih dalam Pencarian

Zona Barat
Kepala BNPB dan rombongan meninjau lokasi terdampak bencana di Alor, NTT, Rabu (7/4). Foto: Politeia.id/Humas BNPB.

Politeia.id -- Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana alam di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih terus bertambah hingga Rabu (7/4), demikian laporan terakhir BNPB.

Tercatat sebanyak 128 orang meninggal pada Selasa, per hari ini jumlah sudah mencapai 138 orang, atau bertambah 10 orang.

"Total korban meninggal yang ditemukan jasadnya mencapai 138 orang," kata Doni Monardo, Kepala BNPB dalam konferensi pers virtual dari Alor, NTT, Rabu (7/4) malam.

Doni mengatakan, korban meninggal dunia berasal dari 9 kabupaten/kota di provinsi kepulauan itu.

Jumlah korban terbanyak berasal dari Kabupaten Flores Timur, yaitu sebanyak 67 orang. Kemudian disusul Lembata dengan 32 orang korban meninggal.

Di Alor, lokasi bencana yang dikunjunginya hari ini, terdapat 25 orang meninggal dunia.

Sementara itu, di Malaka ada 4 orang, di Kabupaten Kupang 5 orang dan 2 orang di Kabupaten Sabu Raijua.

Di tiga kabupaten/kota lain, yaitu Kota Kupang, Ende dan Ngada, masing-masing tercatat 1 orang korban.

Doni juga melaporkan bahwa jumlah korban yang hilang atau tidak berhasil ditemukan sebanyak 74 orang.

Sementara, ada sekitar 61 orang yang masih hilang akibat banjir bandang dan belum ditemukan hingga saat ini.

Di Lembata, korban hilang ada 35 orang. Kemudian di Alor ada 25 orang dan di Flores Timur 6 orang.

Dari komposisi ini, tampak bahwa meski Flotim memiliki jumlah korban meninggal terbanyak, tetapi hampir semua korban berhasil ditemukan. Itu berbeda dengan di Alor dan Lembata yang masih sulit ditemukan.

11 Wilayah Terdampak Siklon Tropis

Sebelumnya, BNPB melaporkan bahwa ada 11 kabupaten/kota di NTT yang terdampak bencana siklon tropis Seroja.

Kesepuluhnya adalah Kota Kupang, Flores Timur, Malaka, Lembata, Alor, Ngada, Ende, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan TTS.

Bencana terbesar ada di Adonara, Flores Timur, menyusul Lembata dan Alor. Di daerah lainnya, meski terjadi hujan lebat dan angin kencang, tapi tidak sedashyat di tiga daerah ini.

"Paling parah yang pertama adalah Adonara dan Lembata di mana ada sejumlah korban hilang masih belum ditemukan, termasuk juga di Kabupaten Alor," ujar Doni saat jumpa pers virtual, Selasa (6/4).

Sejak Senin, Doni dan rombongan sudah berada di lokasi bencana untuk meninjau langsung upaya evakuasi dan pemulihan warga terdampak.

Setelah mengunjungi Adonara pada Senin, hari ini Doni dan rombongan bertolak ke Alor untuk memantau upaya pemulihan korban.

Bersama tim BPBD, Basarnas, TNI-Polri dan warga setempat, Doni memimpin proses evakuasi korban dan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak di dua wilayah itu.

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini, atas perintah Presiden Joko Widodo, telah bertolak ke Adonara pada Selasa. Saat ini, mantan Walikota Surabaya masih memimpin langsung upaya penanganan dan pemulihan serta memberikan bantuan material dan moril kepada warga terdampak.

Sementara itu, Presiden Jokowi dikabarkan akan mengunjungi NTT dalam waktu dekat ini.

Jokowi meminta jajarannya agar secara cepat dan terukur menangani korban bencana dan memulihkan warga terdampak bencana terbesar di NTT.

"Saya memerintahkan kepada Kepala BNPB, Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, dan Menteri Pekerjaan Umur dan Perumahan Rakyat untuk melakukan secara cepat evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganan dampak bencana," ungkap Jokowi, Senin lalu.*

Tag:

comments