Ekonom: Investasi Baru Bisa Tumbuh di Kuartal III tahun 2021
search

Ekonom: Investasi Baru Bisa Tumbuh di Kuartal III tahun 2021

Zona Barat
Ekonom: Investasi Baru Bisa Tumbuh di Kuartal III tahun 2021. Foto: Ilustrasi

Politeia.id -- Ekonom Universitas Indonesia dan Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Berly Martawardaya memperkirakan bahwa investasi di Indonesia baru bisa tumbuh kembali pada kuartal III tahun depan.

"Jadi investasi paling cepat mulai meningkat baru di kuartal 3-2021," ujar Berly saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/12).

Hal itu disampaikan Berly untuk merespon kondisi pandemi virus corona yang telah mengguncang perekonomian global, termasuk Indonesia. Ekonomi Indonesia sendiri telah mengalami pertumbuhan negatif pada tiga kuartal berturut-turut.

Adapun realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen, kuartal II minus 5,32 persen, dan kuartal III minus 3,49 persen. Pertumbuhan kuartal IV diperkirakan masih minus meski pertumbuhan sudah mulai menunjukkan perbaikan.

Berly menyebutkan, dengan berlangsungnya proses vaksinasi global tahun depan, pemerintah tidak perlu terlalu tergesa-gesa menarik investor sebagai bentuk implementasi Undang-undang Cipta Kerja. Pasalnya, permintaan atau konsumsi untuk sektor swasta hingga semester pertama 2021 masih rendah.

Jika kapasitas penjualan dan produksi masih berada di bawah kapasitas saat ini, Berly menganjurkan agar pemerintah perlu memaksimalkan bentuk-bentuk investasi yang sudah ada.

"Semaster 1 tahun depan private sektor global masih belum pulih dengan masih berlangsungnya vaksinasi global. Kalau penjualan dan produksi masih di bawah `existing capacity` maka tidak perlu meningkatkan kapasitas dengan investasi," katanya.

Tahun depan, Badan Koordinasi Penanaman Modal memasang target realisasi investasi senilai Rp886 triliun. Realiasi investasi tersebut diutamakan untuk mendukung program hilirisasi dan investasi padat karya untuk menciptakan lapangan kerja baru.

"Jumlah tenaga kerja yang terserap atas setiap investasi ini bisa saja tidak selalu sama, tetapi yang terpenting ada realisasi penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang pada 2021," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Oktober lalu.

Meski demikian, INDEF tetap skeptis dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Sebab kondisi ekonomi global masih rentan mengalami konstraksi.

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya mampu mencapai 3% saja. Tauhid menilai, Indonesia tidak mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai target sebesar 4-5 persen.

Salah satu indikator kunci, kata Tauhid, adalah tingkat permintaan atau konsumsi yang masih belum normal.

Selain itu, penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dianggarkan tahun ini masih belum maksimal. Bahkan penyerapan program PEN hingga akhir tahun ini di bawah 70%.

Untuk program perlindungan sosial, pun belum dapat menggerakkan permintaan domestik. Lagipula, pemerintah berencana menurunkan jumlah bantuan sosial untuk masyarakat.

Aspek lain yang turut membuat ekonomi sulit bertumbuh adalah ketersediaan vaksin. Meski Indonesia kebut akan memberikan vaksin tengah tahun depan, tetapi karena jumlah vaksin masih terbatas, maka akan tetap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

"Ketersediaan vaksin pada tahun depan juga masih terbatas. Sungguh pun vaksin sudah tersedia hingga 70% dari populasi, tentunya proses distribusi dan vaksinasi akan memerlukan waktu, dan selama proses tersebut pembatasan aktivitas dan protokol kesehatan masih akan berlanjut," ujar Tauhid, November lalu.

Staf Khusus Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo pun pernah mengatakan, penularan Covid-19 akan tetap menghantui Indonesia hingga semester I tahun 2021.

"Kita masih memperkirakan di Semester I-2021 masih berlanjut penularan Covid ini, dan pemerintah telah mengalokasikan stimulus Rp372 triliun untuk 2021," ujar Yustinus dalam sebuah keterangan, akhir November lalu.

Di lain pihak, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh positif di kisaran 3-5 persen tahun depan. Hal itu terjadi mengandaikan pemerintah bisa menuntaskan krisis pandemi sebelum parauh kedua tahun 2021.

Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani mengatakan, lebarnya rentang proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021 itu dilandasi oleh kompleksitas berbagai faktor.

Salah satunya, kata dia, bergantung pada mekanisme pengadaan dan efektivitas vaksin Covid-19 yang distribusinya diperkirakan mulai pada akhir 2020 atau awal 2021 dan akan semakin diintensifkan hingga kuartal II 2021.

Mendukung bangkitnya sektor-sektor ekonomi produktif, Apindo pun mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi pencairan anggaran stimulus yang belum terealisasikan di 2020 dan meneruskan anggaran PEN di tahun 2021.

Dengan mempercepat pemberian stimulus kepada korporasi yang belum menerimanya akan mampu membantu arus kas keuangan perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19.

"Faktor akhir tahun serta tekanan untuk merealisasikan APBN diharapkan dapat mempercepat eksekusi dan implementasi stimulus yang telah ditetapkan kepada masyarakat dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan agar ekonomi dapat segera bergerak lebih cepat di 2021," katanya, Selasa (15/12).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun yakin ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 ekonomi dapat masuk ke dalam zona positif seiring penemuan vaksin hingga rencana vaksinasi massal.

Adapun pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac dari China awal bulan ini. Vaksin tersebut rencananya akan diberikan secara gratis kepada masyarakat. Tahun depan, pemerintah total mendatangkan 40 juta dosis vaksin Sinovac.

"Kami berhadap dengan adanya vaksin dan langkah-langkah protokol kesehatan, maka kita tetap bisa mengendalikan Covid-nya. Dengan demikian kegiatan ekonomi sosial masyarakat bisa dinormalisir, dan itu berarti ekonomi mulai berjalan pulih," ujar Sri Mulyani dalam sebuah keterangan pekan lalu.

"Kami minta untuk wisatawan yang akan naik pesawat ke Bali wajib melakukan tes PCR H-2 sebelum penerbangan ke Bali serta mewajibkan tes rapid antigen H-2 sebelum perjalanan darat masuk ke Bali," katanya.

Tag:

comments