Sri Mulyani: PSBB Jilid II Memberikan Tekanan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
search

Sri Mulyani: PSBB Jilid II Memberikan Tekanan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Zona Barat
Menteri Keuangan Sri Mulyani/Foto Spesial

Keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sekala besar berpengaruh terhadap perputaran ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke III berada dalam rentang paling bawah (lower end) jika PSBB akan kembali seperti tahap pertama (PSBB Jilid I).

Sebelumnya, pada April hingga Juni pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 ekonomi RI sudah terkontraksi 5,3%. Sementara pada awal tahun dimana awal-awal virus corona masuk ke Indonesia menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 hanya bisa tumbuh 2,97 persen

“Estimasi kami untuk pertumbuhan ekonomi 2020 di kuartal III seperti yang sudah saya sampaikan di DPR beberapa kali, di kisaran 0,0 persen hingga minus 2,1,” kata Sri Mulyani dalam konfrensi pers virtual, Selasa (15/9).

“Kalau pun kami melihat seperti Maret lalu, dimana PSBB drastis turun hampir 2 persen, kami perkirakan untuk lower end yang minus 2,1 persen bisa jadi lebih rendah dari minus 2,1 persen," imbuhnya.

Sri Mulyani mengakui, pemerintah saat ini sedang memantau perkembangan dari penerapan PSBB ketat Jakarta. Menurutnya PSBB jilid II yang diberlakukan secara mendadak oleh Anies Baswedan berbeda dengan penerapan PSBB Jilid I pada Maret lalu.

“Sejumlah kantor termasuk kantor pemerintah saat ini dibatasi kapasitasnya menjadi 25%. Artinya PSBB sekarang berbeda dengan situasi pada Maret dan April yang waktu itu memberikan situasi di mana seluruh kegiatan masyarakat terhenti," bebernya.

Meski demikian ia tidak menampik PSBB Jakarta diperkirakan tetap memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Mengingat juga Jakarta memiliki andil kurang lebih 17,7 persen kepada PDB nasional. Sri Mulyani menilai roda ekonomi bahkan bisa berada dalam kisaran terendah secara tahunan.

Lebih lanjut ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV nanti diprediksi belum berubah, berada di rentangan 0,4 persen sampai 3,1 persen. Sementara itu, untuk tahunan (2020) secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.

"Secara total 2020 kisaran kita masih -1,1% sampai 0,2%. Namun tone-nya kita melihat kemungkinan bahwa dalam kisaran ini karena adanya seperti terjadi di DKI, kita siapkan kemungkinan berada di lower end," terangnya.

Ia menambahkan selain PSBB Jakarta, pertumbuhan ekonomi nasional juga dipengaruhi terus meningkatnya kasus Covid-19. Karena itu kata dia, pemerintah saat ini sedang fokus dengan 8 daerah yang memiliki kasus Covid-19 cukup tinggi setiap hari.

Ia berharap pemerintah pusat dan daerah bisa bersinergi dalam penanganan Covid-19. Menurutnya pemerintah pusat dan daerah mesti akur di tengah kondisi sulit yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.

Tag:

comments