Survei Pilkada Lampung Timur: Zaiful Bokhari Unggul, Kotak Kosong Jadi Tantangan
search

Survei Pilkada Lampung Timur: Zaiful Bokhari Unggul, Kotak Kosong Jadi Tantangan

Zona Barat
Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari (Pakaian Batik) saat memberikan sertifikat Desa Bebas ODF untuk Desa Braja Luhur dan Desa Braja Hajosari, Kamis (12/03/2020). Foto: Genta News

Politeia.id - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) baru-baru ini merilis hasil survei terkait elektabilitas calon Bupati Lampung Timur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hasilnya, Zaiful Bokhari menempati posisi teratas, mengungguli calon lainnya.

Menurut Direktur Eksekutif LKPI, Togu Lubis, Zaiful Bokhari mencatat elektabilitas tertinggi meski Ella Siti Nuryamah memonopoli rekomendasi partai politik di daerah tersebut.

Togu menambahkan, jika pada Pilkada Lampung Timur muncul calon tunggal yang melawan kotak kosong, tidak serta merta calon tersebut akan menang. Calon tunggal harus memperoleh lebih dari 50 persen suara untuk menang.

"Preferensi masyarakat dalam Pilkada Lampung Timur 2024 sangat menarik untuk diuji, terutama jika muncul calon tunggal," ujar Togu dalam keterangannya pada Sabtu (10/8/2024).

Survei dilakukan pada periode 1-8 Agustus 2024, melibatkan 1.564 responden yang tersebar di 24 kecamatan dan 240 desa di Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan kuisioner. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,48% dan tingkat kepercayaan 95%.

Dari survei tersebut, ada delapan nama calon Bupati Lampung Timur yang muncul. Zaiful Bokhari menempati posisi teratas dengan 31,9% dukungan, diikuti oleh Ella Siti Nuryamah (19,3%), Dawam Rahardjo (12,8%), Azwar Hadi (7,3%), Wahyudi (7,1%), Noverisman Subing (4,1%), Ahmad Giri Akbar (2,9%), dan Garinza Reza Pahlevi (2,3%). Sisa calon lainnya mendapatkan dukungan di bawah 2%.

Dalam simulasi dua calon, Zaiful Bokhari unggul dengan 59,4% dukungan, mengalahkan Ella Siti Nuryamah yang hanya memperoleh 23,2% suara, sementara 17,4% responden memilih untuk merahasiakan pilihannya.

Sementara itu, dalam simulasi antara Dawam Rahardjo dan Ella Siti Nuryamah, Dawam unggul dengan 29,9% dukungan, dibandingkan dengan Ella yang hanya mendapat 22,2% suara, dan 47,9% responden memilih merahasiakan pilihannya.

Togu juga menyoroti kemungkinan terjadinya Pilkada dengan calon tunggal, yang bisa melawan kotak kosong. Survei menunjukkan bahwa jika Ella Siti Nuryamah melawan kotak kosong, 70,3% responden memilih kotak kosong, 20,6% memilih Ella, dan 9,1% tidak memilih.

Dari sisi popularitas, Zaiful Bokhari dikenal oleh 89,9% responden, diikuti oleh Dawam Rahardjo (78,8%), Azwar Hadi (75,3%), dan Ella Siti Nuryamah (52,3%). Kandidat lainnya memiliki tingkat pengenalan di bawah 50%.

Pengamat politik Nahdlatul Ulama, Rikal Dikri, menilai hasil survei ini menunjukkan semakin kuatnya gerakan memilih kotak kosong menjelang Pilkada Lampung Timur.

Menurutnya, monopoli rekomendasi partai oleh Ella Siti Nuryamah meninggalkan sedikit ruang bagi kandidat lain seperti Zaiful Bokhari, yang bisa memicu gerakan kotak kosong menjadi semakin kuat.

Rikal percaya bahwa aktivis dan mahasiswa pro-demokrasi akan mengkampanyekan kotak kosong sebagai alternatif bagi masyarakat. "Demokrasi bukan hanya tentang mekanisme pemilihan, tetapi juga keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan," ujar Rikal.

Fenomena kotak kosong, lanjut Rikal, mencerminkan masalah dalam demokrasi di tingkat lokal.

"Pemilihan tanpa lawan adalah indikasi jelas dari demokrasi yang bermasalah. Ini tidak hanya merusak esensi persaingan elektoral, tetapi juga mengikis kepercayaan publik, membuka peluang korupsi, dan memperpetuasi hilangnya hak politik," tegasnya.

 

Tag:

comments