Sindir Media Milik Paloh, Adian Napitupulu: Apa karena Isu Reshuffle?
Politeia.id-Anggota Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengkritisi berita yang ditulis media milik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengenai pidato Megawati Soekarnoputri di HUT PDIP ke-50. Menurutnya, berita yang ditulis dengan judul `Megawati Pamer Kuasa Di depan Jokowi` sangat tendensius dan tidak sesuai fakta.
"Ketika Ibu Megawati bicara tentang peran PDI Perjuangan pada Jokowi, maka kader bertepuk tangan, Jokowi senyum senyum, tapi diluar sana ada redaksi Media Indonesia yang menyatakan bahwa ibu Megawati pamer kuasa di depan Jokowi. Judul yang terlalu tendensius," ujar Adian kepada wartawan, Jumat (13/1)
"Apakah ada pihak yang merasa terganggu dengan gelak tawa kader dan senyum Jokowi dalam hangatnya acara ulang tahun PDI Perjuangan?," imbuhnya.
Adian menilai apa yang ditulis Media Indonesia sangat tendensius dan subjektif bahkan manipulatif. Pangkalnya, yang disampaikan Megawati dalam pernyataannya adalah ".... padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan duh kasihan deh". Namun, kata dia, pernyataan Mega tersebut justru ditafsir berbeda.
"Kalimat itu lalu di manipulasi menjadi judul berita "Megawati Pamer Kuasa Di depan Jokowi" padahal jelas dalam kalimat itu Megawati tidak menyebut dirinya tapi PDI Perjuangan," katanya.
Adian menuturkan, ketika Megawati meyebut peran PDIP dalam kemenangan Jokowi maka tak bisa dibantah bahwa Ketua Umum PDIP itu ingin menyampaikan bahwa yang berperan dalam kemenangan Jokowi bukan hanya satu dua tokoh, tapi dalam kemenangan itu ada juga keringat deras dari struktur PDI Perjuangan hingga tingkat anak ranting.
"Ada keringat kader PDI Perjuangan dari yang berdasi hingga kader PDI Perjuangan yang menjadi supir angkutan umum, petani, nelayan dan sebagainya," ucapnya.
Adian pun mempertanyakan judul yang ditulis Media Indonesia tersebut, apakah mewakili tujuan ideal media massa yakni menyajikan objektifitas tanpa kenyinyiran atau untuk tujuan komersial. Dia juga menuding, jangan sampai berita itu ditulis untuk kepentingan kelompok tertentu, dalam hal ini Partai NasDem yang mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
"Atau mungkin mewakili kepentingan pemilik modal media itu yang konon ngebet mencalonkan calon presiden yang konon akan menjadi antitesa Jokowi atau mungkin terkait isu resuffle, judul berkonotasi adu domba itu mungkin dianggap dapat mencegah "ancaman" reshuffle," tegas Adian.
Dia menambahkan, apapun motif dan tujuannya, tentu menyedihkan jika media yang harusnya menjadi pilar demokrasi dalam prakteknya justru menjadi pilar ambisi, media yang idealnya menjadi corong kebenaran dalam faktanya menjadi corong kepentingan.
"Tragis ketika Media tidak lagi menjadi alat membangun kecerdasan massa tapi murni menjadi alat propaganda berebut kuasa," tandasnya.
comments