Jangan Heran Viktor Laiskoda Tak Maju Lagi Pilgub NTT 2024
search

Jangan Heran Viktor Laiskoda Tak Maju Lagi Pilgub NTT 2024

Zona Barat
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) berbincang dengan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kedua kanan), Wakil gubernur Josef Nae Soi (kanan) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri) saat melihat maket tambak garam yang dikelola PT Timor Livestock Lestari di desa Nunkurus Kabupaten Kupang, NTT (20/8/2019).

Politeia.id-Bebasnya mantan Bupati Ngada Marianus Sae dari penjara dan pernyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat yang tak berniat maju lagi di Pilgub NTT 2024 menjadi peristiwa politik yang menarik disimak. Marianus dan Laiskodat pernah bertarung di Pilgub NTT 2018.

Namun, kasus korupsi yang menjerat Marianus memupuskan harapan putra Ngada itu menjadi orang nomor satu di NTT. Padahal, Marianus kala itu punya khans kuat untuk menang. Marianus mendekam di penjara, Laiskodat pun memimpin NTT.

Kini Marianus sudah bebas. Ia punya kesempatan untuk mengejar mimpinya yang tertunda. Sebab, jika mengacu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melarang mantan napi maju Pilkada sebelum 5 tahun, hak politik Marianus pun kembali aktif di 2024 nanti. Sedangkan hak politik Marianus hanya dicabut selama 4 tahun oleh pengadilan.

Namun demikian, keputusan Laiskodat untuk tak maju lagi sama sekali tak ada hubungannya dengan bebasnya Marianus. Kebetulan saja keluarnya Marianus dari Lapas Porong Sidoarjo, Jawa Timur dan pernyataan Laiskodat muncul di hari yang sama, yakni pada Jumat, 9 Desember 2022 kemarin.

Selain itu, dalam pernyataan tak lama setelah keluar dari lapas, Marianus Sae mengaku tak lagi berniat gabung partai politik. Ia mengaku ingin kembali ke tengah masyarakat, sebagai warga biasa.

"Saya punya panggilan untuk bersama masyarakat dan saya akan lakukan bersama masyarakat dengan cara saya lagi," ungkap Marianu Sae pada Sabtu, 10 Desemer 2022, seperti dikutip dari florespos.net

Lalu, apa yang membuat Laiskodat tak mau maju lagi? Dari kacamata politik, dalam pengamatan saya, ini tak bisa dilepaskan dari kondisi politik nasional. Keputusan Partai Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan tak bisa dilepaskan dari keputusan Viktor Laiskodat tak mau maju lagi.

Alasannya sederhana. Pertama, tak bisa dipungkiri, mayoritas warga NTT mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Itu tergambarkan dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

Lembaga Charta Politika misalnya, berdasarkan survei yang digelar pada pada 4-12 November 2022, Ganjar menguasi atau memperoleh suara tertinggi di wilayah menguasai Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (73%), Jawa Timur (32%), Bali, NTT dan NTB (56,7%).

Sedangkan Anies menguasai wilayah DKI-Banten (57%), Jawa Barat (27,6%), Sumatera (29,2%), Kalimantan (31,4%), dan Sulawesi (27,8%).

Realitas politik ini tentu disadari Laiskodat. Ia tak mau berjudi dengan kondisi yang tidak memihaknya secara politik. Keputusan Nadsem mencalonkan Anies tentu menjadi ganjalan bagi Laiskodat untuk kembali memimpin NTT di periode kedua.

Kedua, hubungan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kondisi ini masih ada kaitannya dengan alasan pertama di atas. Apalagi Jokowi belakang ini terlihat `mengendorse` Ganjar sebagai capres 2024. Pendukung fanatik Jokowi di NTT tentu memilih Ganjar.

Akan tetapi, bagaimanapun Laiskodat memiliki hubungan baik dengan Jokowi. Laiskodat dikenal sebagai salah satu kader Nasdem yang paling getol membela Jokowi.

Bahkan, sebelum Nadsem mencalonkan Anies, Laiskodat secara terang-terangan mendukung Jokowi menjabat tiga periode. Ia menyebut rakyat menginginkan Jokowi maju kembali menjadi presiden untuk periode ketiga.

Yang menarik ialah, terlepas dari hubungan PDIP-Nasdem dan dukungan Jokowi ke Ganjar, situasi Jokowi tak lagi menjabat di 2024 juga berimbas pada potensi kemenangan Laiskodat di Pilgub NTT.

Kedekatannya dengan Jokowi selama ini tentu saja menjadi kampanye politik gratis bagi Laiskodat. Degan catatan, hubungan baik dengan Jokowi tetap terjaga. Dengan demikian, Jokowi mau mengendorse Laiskodat di Pilgub NTT 2024.

Sayangnya, baru-baru ini, Jokowi mulai menyindir Laiskodat. Itu kaitannya dengan kebijakan Pemprov NTT dalam mengelola kawasan pariwisata Labuan Bajo, Manggarai Barat.

Oleh karena itu, jangan heran kalau Laiskodat akhirnya memilih mundur sebelum bertempur. Dia menyadari realitas politik di atas.

Terlepas dari itu semua, pernyataan Laiskodat tentu saja menjadi angin segar bagi Ketua DPD Golkar NTT Melki Laka Lena dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema, dan figur lainnya yang disebut-sebut bakal maju di Pilgub NTT 2024. Atau bisa politikus senior Partai Demokrat, Benny K Harman (BKH), yang masih punya loyalis di NTT.

Tak ikutnya Laiskodat menjadikan peluang mereka menjadi gubernur NTT sangat terbuka lebar. Mengingat, saat ini, Viktor Laiskodat merupakan satu-satunya calon terkuat di Pilgub NTT 2024 mendatang.

Oleh Marselinus Gual, alumnus Magister Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana Jakarta

Tag:

comments