Kasus Brigadir J Momentum Tepat Bersih-bersih di Tubuh Polri, Motif Utama Perlu Diungkap
search

Kasus Brigadir J Momentum Tepat Bersih-bersih di Tubuh Polri, Motif Utama Perlu Diungkap

Zona Barat
RKN Media menggelar diskusi bertajuk: Benarkah Sejumlah Jenderal Terlibat Kasus Penembakan Brigadir J, di Ayoja Coffee X Kanorai Gelato, Ruko Beverly, Jln. Pangeran Antasari, No. 67, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022).

Politeia.id-Praktisi hukum Petrus Selestinus mengatakan penetapan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menjadi momentum bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mengembalikan citra institusi Polri.

Petrus meminta Kapolri harus membuka kasus Brigadir J secara transparan, terutama motif utama penembakan Brigadir J. Mengingat, kasus ini menyeret nama besar perwira tinggi Polri. Menurutnya, tanpa pengusutan tuntas akan menjadi preseden buruk bagi Polri.

"Mudah-mudahan bisa mendapatkan informasi apa motifnya lalu menurut saya kita berpegang pada perintah Pesiden, proses secara tuntas dan transparan," kata Petrus dalam diskusi yang digelar RKN Medi bertajuk "Benarkah Sejumlah Jenderal Terlibat Kasus Penembakan Brigadir J" di Ayoja Coffee X Kanorai Gelato, Ruko Beverly, Jln. Pangeran Antasari, No. 67, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (9/8).

Petrus menerangkan, perintah Jokowi harus dimaknai sebagai upaya bersih-bersih di tubuh Korps Bhayangkara. "Kalau hanya semata-mata kasus ini hanya lapis atas, hanya sebatas 26 orang ini, maka persoalan yang sudah akut dalam Polri tidak akan terselesaikan," jelas Petrus.

Pengamat kepolisian, Alfons Loemau menyakini, kasus ini melibatkan banyak orang. Oleh karena itu, meskipun akan mencoreng Polri secara institusi, namun dengan membersihkan para oknum nakal ini bisa berdampak baik untuk Polri ke depan.

"Tidak mungkin kejadian ini seorang Sambo berdiri sendiri, dia punya kaki, punya akar punya sel kayak gurita, ini apabila Jenderal Sigit akan membuat keputusan tegas mungkin sekali berdarah-darah, mungkin sekali ini pil pahit tapi sangat penting bagi polisi," kata Alfons.

Alfons yang juga berstatus sebagai purnawirawan Polri berpangkat Kombes menilai, Polri saat ini sudah mulai profesional dalam bekerja. Namun, adanya kasus ini menimbulkan persepsi negatif karena penanganannya terlalu bertele-tele.

"Ada orang sekitar situ banyak saksi kok bisa lambat, inilah saatnya kalau mau political will ini waktu yang tepat untuk melakukan the right job," tegasnya.

Sementara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menegaskan, kasus Brigadir J menyita perhatian publik yang lebih besar dan cenderung bersimpati kepadanya. Menurutnya, hal itu terjadi karena kasus ini melibatkan oknum ang jabatannya lebih rendah yang kemudian menjadi kambing hitam pada kasus tersebut.

"Ini yang dikorbankan orang kecil, kalau dari sudut komunikasinya terang benderang," jelas dia.

Di sisi lain, terkait sikap Presiden Jokowi dalam kasus ini, Romo Benny meyakini jika Kapolri tunduk kepada atasannya tersebut. Dengan demikian, harapan publik agar kasus ini dibuka transparan tak lepas dari sikap Jokowi

"Bisa karena ada dukungan dari presiden, ini beda dengan zamanannya Soeharto," kata dia.

Tag:

comments