TPDI Sebut Opini WTP Pemda Sikka Gimik Bupati Robi Idong Belaka
Koordinator TPDI Petrus Selestinus kembali menyoroti opini wajar tanpa pengecualian (WTP) yang diraih Pemerintah Daerah Sikka, NTT. Hal ini berkaitan dengan pengusutan kasus dugaan korupsi oleh sejumlah pejabat Pemda Sikka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Sikka.
Menurutnya, opini WTP dengan temuan penyimpangan sesuai LHP BPK tidak koheren bahkan bertentangan aecara substantif.
"Bagaimana hal ini bisa terjadi dan diterima akal sehat, jikalau ada temuan BPK RI menyatakan ada penyimpangan dan penyalahgunaan dana BTT sebesar Rp.988.765.648, tetapi mengapa ada opini WTP? Dan mengapa Bupati Sikka Robi Idong menerima opini WTP Ini dengan sumringah. Ini hanya pas untuk permainan anak-anak TK untuk mengecoh sesama anak-anak TK," kata Petrus dalam keterangannya, Selasa (21/6).
Petrus berpendapat, Bupati Robi Idong seharusnya menuntut BPK untuk menarik kembali oponi WTP. Sebab, temuan penyimpangan dan penyalahgunaan atau sebaliknya Robi Idong meminta BPK NTT membatalkan LHP BPK soal temuan penyimpangan dengan alasan ada Opini WTP
"Krena itu, ini bakal menjadi bukti persekongkolan jahat di antara mereka.
Menurutnya, pengakuan Bendahara BPBD Sikka perihal penyimpangan penggunaan BTT jelas sangat memalukan. Kata Petrus, Robi Idong sebagai pengelola keuangan daerah Sikka disebut-sebut ada dalam antrian bersama bawahannya secara bersama-sama dan berlanjut, diduga kuat ikut mencuri uang rakyat korban bencana melakukan korupsi uang recehan melalui ajudannya atau Kalak BPBD Tahun 2021.
"Ini bukti tidak tertib dalam menatausahakan dana BTT. Karena itu Opini WTP dari BPK RI NTT untuk Pemda Sikka patut diduga sebagai gimmick bagi Robi Idong, karena antara Opini WTP dan Fakta-fakta temuan BPK bertolak belakang 180 derajat. Sehingga patut dipertanyakan siapa yang bayar siapa hingga Opini WTP yang kontroversi ini diterbitkan, siapa yang menipu siapa dan ini jelas tidak memberikan pendidikan politik yang baik, membodohi Masyarakat Sikka dan ASN di Sikka demi gimmick sesaat Robi Idong," pungkasnya.
comments