TPDI Nilai Tudingan Grace Natalie ke Relawan Anies Beralasan, Demi Meningkatkan Kewaspadaan
search

TPDI Nilai Tudingan Grace Natalie ke Relawan Anies Beralasan, Demi Meningkatkan Kewaspadaan

Zona Barat
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI). Foto: Politeia.id

Grace Natalie mencurigai ada keterlibatan relawan Gubernur DKI Jakarta, Anies baswedan dalam peristiwa pengeroyokan terhadap Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando. Dalam sebuah pernyataan, Grace menyebut pengeroyok Ade Armando diduga
diduga berasal dari para mantan anggota dan simpatisan HTI dan FPI yang saat ini menjadi relawan Anies Baswedan.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus mengatakan, tuduhan Grace Natalie merupakan suatu peringatan akan perlunya kewaspdaan nasional. Alasannya, akhir-akhir ini terdapat gejala dimana terjadi kemerosotan terhadap kewaspadaan nasional di tengah menguatnya perilaku intoleran, radikal dan teroris oleh sebagian orang yang mencoba menggantikan ideologi negara Pancasila dengam ideologi khilafah yang mengamcam eksistensi NKRI.

"Apa yang dikatakan oleh Grace Natalie adalah ajakan untuk meningkatkan kesadaran bela negara, yang akhir-akhir ini mengalami kemerosotan karena pragmatisme dalan politik yang melanda hampir semua elit Partai Politik dan adanya kemerosotan rasa nasionalisme di kalangan anak muda," kata Petrus dalam keterangannya, Minggu (17/4).

"Grace Natali melihat, meskipun HTI dan FPI sudah dibubarkan, akan tetapi gerakan yang mengarah kepada perilaku Intoleran, Radikal dan teroris masih saja terjadi, sebagaimana Densus 88 telah banyak menangkap pelaku-pelakunya," sambung dia.

Petrus menegaskan, apa yang disampaikan Grace Natalie juga sangat beralasan. Apalagi HTI dan FPI adalah pendukung  Anies Baswedan ketika menjadi calon gubernur DKI Jakrta 2017 lalu.

Di sisi lain, lanjut dia, anggota FPI dan HTI pasca pembubaran, terus menerus berkiprah dan bermetamorfosa mencari bentuk. Dengan demikian, bisa saja format yang paling sederhana adalah dengan membentuk relawan bagi Capres 2024.

"Yang chemistry secara ideologi adalah Anies Baswedan. Dan melalui relawan capres Anies Baswedan mereka akan dengan mudah mengkonsolidasikan kekuatan kelompoknya agar tidak tercerai berai dalam kepentingan ke depan termasuk pendanaan," ungkap advokat Peradi ini.

Petrus menenakan bahwa pernyataan Grace Natalie juga mengingatkan bahwa tugas pemerintah belum tuntas dan belum cukup hanya dengan membubarkan HTI dan FPI. Apalagi pascapembubaran, itu dipastikan roh HTI dan FPI tetap hidup dan terkonsolidasi sebagai ormas yang tidak berbadan hukum.

Petrus menegaskan, sebagai ormas berbadan hukum, HTI dan FPI sudah tutup buku, dimana status badan hukum dan FPI juga status terdaftarnya di Kemendagri tidak diperpanjang. Akan tetapi UU Ormas tidak melarang sebuah ormas tidak berbadan hukum melakukan aktivitas keagmaan dan kemasyarakatan, meskipun tetap atas nama HTI dan FPI.

"Di sinilah kelemahan dan masalahnya, sehingga Pemerintah dinilai tidak tuntas bertindak," ucap dia.

Menurut Petrus, pemerintah mestinya mengakhiri HTI dan FPI sama dengan sikap pemerintah ketika membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai ormas terlarang. Artinya, lanjut dia, sebagai partai politik, PKI dibubarkan. Pun sebagai ormas, PKI dilarang melakukan kegiatan di seluruh wilayah NKRI, termasuk menyebarkan ajaran Marxisme, Leninisme dan Komunisme.

"Oleh karena itu, mestinya semua pimpinan partai politik dan kelompok nasionalis mendukung pernyataan Grace Natalie untuk terus mewaspadai gerakan Anies Baswedan dan pendukungnya, sebagai wujud kewaspadaan nasional dalam rangka tugas bela negara dan tugas menjaga NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika," pungkas Petrus.

Tag:

comments