Menimbang Puan Maharani Jadi Capres 2024
search

Menimbang Puan Maharani Jadi Capres 2024

Zona Barat
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyerahkan berkas tanggapan akhir pemerintah kepada Ketua DPR, Puan Maharani pada rapat paripurna pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Politeia.id -- Ketua DPR RI Puan Maharani dinilai sangat potensial menjadi pemimpin nasional pada Pilpres mendatang.

Pengalaman dan rekam jejak kepemimpinannya di lembaga-lembaga negara yang sangat berhasil menjadi modal bagi cucu Bung Karno ini naik kelas menjadi pemimpin nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh akademisi sekaligus pegiat kesetaraan gender, Alexander Aur saat diskusi bertajuk "Puan Maharani : Quo Vadis Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Disabilitas," di Jakarta, Selasa (7/12).

"Kalau bicara rekam jejak kepemimpinan tentu Ibu Puan sangat potensial untuk menjadi pemimpin nasional. Pengalaman saat menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Menko PMK dan saat ini sebagai Ketua DPR RI sudah menjadi modal besar kepemimpinan ke depan. Lagi pula pengalaman memimpin lembaga negara itu seperti jalan lurus untuk memimpin negara," kata Alexander.

Alex menjelaskan, saat menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), banyak program pemerintah yang sukses seperti penurunan angka kemiskinan, Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako, Bidik Misi, dan program lain berjalan dengan baik.

"Jangan lupa saat itu Ibu Puan menkoordinir delapan kementerian yang terkait langsung dengan pemberdayaan kesejahteraan masyarakat. Maka ketika program delapan kementerian ini berhasil baik, itu juga merupakan keberhasilan beliau dalam memimpin. Dan kualitas kepemimpinan itu adalah kemampuan melakukan konsolodasi yang hasilnya jelas ketika program-program tersebut berhasi," jelas Alex.

Lebih lanjut Alez menilai pengalaman Puan makin matang lanjut dia saat memimpin DPR RI. Konsolidasi dan koordinasi lintas fraksi yang dilakukan Puan selama ini diakui sangat efektif sehingga menciptakan stabilitas politik di DPR RI.

"Kalau dulu kita lihat DPR RI itu sering gaduh, maka di bawah kepemimpinan Puan DPR RI terlihat stabil. Ini bukan tidak mungkin karena kemampuan beliau dalam memimpin yang sekian matang," ucap Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan tersebut.

Alex menambahkan, sebagai Ketua DPR RI saat ini Puan Maharani memiliki kesempatan luar biasa untuk makin menunjukkan kemampuan dia dalam memimpin. Termasuk keberpihakan pada isu-isu public yang saat ini sedang ditunggu-tunggu masyarakat.

Selain itu, Puan kata dia dalam banyak kesempatan selalu menyampaikan komitmen tentang Indonesia Maju. Dan hal itu disampaikan Puan saat menyampaikan Pidato pertamanya sebagai Ketua DPR RI.

"Hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat disampaikan seara lugas sebagai bentuk keberpihakan beliau seperti peningkatan pelayanan Kesehatan yang lebih merata, penguatan system penanggulangan bencana, penyempurnaan system jaminan sosial dan kebutuhan konkret masyarakat lainnya. Artinya beliau sebagai politisi sudah punya keberpihakan jelas yang menjadi modal untuk memimpin negara ini ke depannya," pungkas Alex.

Kendati demikian, dibandingkan dengan sejumlah nama yang kerap disebut bakal menjadi calon presiden, secara elektabilitas, nama Puan tergolong masih rendah.

Dalam survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) terkait elektabilitas simulasi calon presiden 2024 misalnya, elektabilitas Puan Maharani hanya 3,5%. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan elektabilitas rekan partainya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebanyak 21,6%.

Peneliti senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus mengatakan, pengalaman Puan sebagai menteri dan juga sekarang sebagai Ketua DPR belum cukup meyakinkan sebagai modal untuk diusung sebagai Capres.

"Semua belum secara gamblang menjadi medan uji bagi Puan untuk menunjukkan kualitas kepemimpinannya yang genuine," kata Lucius saat diubungi, Selasa (7/12) malam.

Lucius menjelaskan, semua jabatan yang diemban Puan bisa tuntas diselesaikan tentu bukan semata karena pengakuan orang seperti presiden maupun frajsi-fraksi di DPR akan kemampuannya memimpin. Sebagai posisi politik, keberhasilannya menyelesaikan masa jabatan tanpa kasus atau catatan khusus tak menjelaskan sisi kemampuan Puan, tetapi lebih pada kuatnya posisi politik Puan sebagai kader partai besar sekaligus elit partai.

Maka, tegas Lucius, walau nyata berpengalaman memimpin lembaga setingkat menteri dan DPR, Puan masih perlu menunjukkan kualitas pribadinya dengan lebih sering menyampaikan gagasan mengenai kebijakan sekaligus menunjukkan keberaniannya melahirkan kebijakan.

"Pada posisinya sebagai Ketua DPR, Puan cukup punya kekuatan untuk memunculkan gagasan sekaligus memengaruhi lahirnya sebuah kebijakan. Ia harus menunjukkan itu agar publik menyaksikan sendiri kapasitas kepemimpinan Puan yang pada akhirnya menbuat ia layak didukung sebagai calon presiden," kata dia.

Lucius menambahkan, posisi strategis sebagai Ketua DPR adalah panggung megah yang menanti Puan dengan berbagai terobosan dan inisiatif perubahan.

"Sebagai Ketua DPR ia mestinya memang semakin dekat dengan kekuasaan tertinggi di eksekutuf tetapi tentu tak bisa hanya dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ia terima sebagai kerabat ketum partai saja," tandas Lucius.

Sementara itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie berpendapat jika partai Puan, PDI Perjuangan tak terlalu dominan mempromosikan "Putri Mahkota" itu sebagai capres. Selain itu, PDIP tak bisa melihat terobosan untuk menaikan eletabilitasnya.

"Puan masih di bawah Sandiaga Uno, Agus Harimukti Yudhoyono sampai Erick Thohir. Saya kira PDIP kurang mencari formula dan resep politik untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya," kata Jerry.

Jerry mengatakan, jika elektabilitas Puan rendah terus, maka jalan tengah dia harus dipasangkan dengan Prabowo sebagai wakil presiden.

"Kan dalam survei simulasi capres dan wakil presiden keduanya di atas kertas dan di atas angin jauh dari pasangan lain. Barangkali lawan beratnya Anies Baswedan-AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) ataupun Airlangga Hartarto-AHY. Saat ini saya kira masih penjajakan pasangan dan penjajakan parpol serta koalisi," pungkasnya.

 

Tag:

comments