Survei SMRC: Kepercayaan Publik ke Lembaga Penegak Hukum Rendah
search

Survei SMRC: Kepercayaan Publik ke Lembaga Penegak Hukum Rendah

Zona Barat
Foto ilustrasi: Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yulianto (tengah) memberikan keterangan dalam jumpa pers terkait kasus pengalihan aset tanah di lingkungan Pemerintah Kota Kupang, di Kupang, Kamis (22/10/2020). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Politeia.id -- Survei publik nasional yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga penegak hukum tidak terlalu tinggi, meskipun yang percaya masih di atas 50%.

Survei dengan menggunakan telepon ini dilakukan pada 31 Juli sampai 2 Agustus 2021 dengan 1.000 responden yang dipilih secara acak.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan, hanya 61% warga yang sangat atau cukup percaya pada pengadilan. Masih ada 35% yang kurang atau tidak percaya. Selebihnya, 4% warga tidak dapat memberi penilaian.

Sementara, untuk Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK), warga yang percaya pada lembaga ini hanya 60%. Ada 36% warga mengaku kurang atau tidak percaya pada KPK, dan ada 4% yang tidak dapat memberi penilaian. Demikian pula dengan lembaga kepolisian, ada 58% warga yang percaya terhadap Polri dan 38% yang tidak percaya.

Adapun lembaga kejaksaan, warga yang mengaku sangat atau cukup percaya hanya 59%. "Masih cukup banyak warga yang kurang atau tidak percaya pada lembaga ini, yakni sebesar 36%," kata Deni dalam keterangannya, Kamis (19/8).

Menurut Deni, meskipun masih di atas 50%, tingkat kepercayaan warga terhadap lembaga-lembaga penegak hukum tidak terlalu tinggi. Hal ini sejalan dengan temuan lain dalam survei ini bahwa warga pada umumnya kurang positif dalam menilai kondisi penegakan hukum di negara kita sekarang ini

Deni juga menyebut, yang menilai kondisi penegakan hukum sekarang buruk/sangat buruk 41.2%, lebih banyak dibanding yang menilai baik/sangat baik 25.6%. Sementara yang menilai sedang 30.1%, dan yang tidak menjawab sekitar 3.2%.

"Survei ini juga menemukan adanya sentimen negatif warga pada kondisi korupsi. Mayoritas warga, 53%, menilai korupsi di negara kita sekarang semakin banyak dibanding tahun lalu. Hanya 8% yang menilai semakin sedikit, dan 31% yang menilai sama saja. Yang tidak menjawab 8%," pungkas Deni. 

 
 

Tag:

comments