Penyebab Perempuan Ikut Kelompok Teroris
Politeia.id -- Pasangan suami istri berinisial CA (41) dan istrinya LF ditangkap oleh Detasemen Khusus atau Densus 88. Keduanya ditangkap karena diduga terlibat jaringan terorisme di Kota Malang, Jawa Timur
Mereka ditangkap saat berjalan di dekat rumahnya, di pinggir Jalan Joyo Utomo, RT 4 RW 4, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penangkapan di kota Malang tersebut merupakan bagian dari serangkaian operasi penangkapan terduga teroris yang juga terjadi di beberapa kota di Jawa Timur seperti Surabaya dan Tuban.
Penangkapan terhadap pelaku CA diduga tidak terlepas dari aktivitasnya yang kerap melakukan penggalangan dana di Lembaga Amil Zakat.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan tak memungkiri adanya peran perempuan dalam aksi terorisme. Menurut Ken, dalam aksi terorisme, justru mentornya kadang perempuan atau istri anggota teroris yang memotivasi untuk melakukan amaliyah teror.
Menurut Ken, selain faktor legitimasi, perempuan bergabung dengan organisasi ekstrem juga karena terdorong secara emosional. "Mereka merasa lebih dihargai, lebih berdaya, dan ingin memperkuat hubungan dengan anggota lain," kata Ken dalam keterangannya, Kamis (19/8).
Ken menuturkan, pemimpin jaringan teroris al-Qaeda, Osama bin Laden, mengapresiasi peran perempuan dalam jihad dengan melahirkan generasi pejuang baru dan mendukung jihad suami mereka. Selain itu, Abu Mus’ab Az-Zarqawi, seorang pemimpin al-Qaeda dari Yordania juga membolehkan perempuan angkat senjata.
Menurut Ken, Abu Mus’ab Az-Zarqawi menggunakan keterlibatan perempuan untuk mempermalukan para lelaki yang tidak mau berjihad. "Perempuan juga dianggap tidak terlalu mencurigakan sehingga memiliki nilai strategis," paparnya.
Sejak saat itu, lanjut Ken, aksi bom bunuh diri oleh teroris perempuan memasuki fase baru. Perempuan muslim harus memenuhi tugas mendampingi para pejuang di medan perang, dengan berbagai cara. Kata Ken, ini juga sedang tren di Indonesia saat ini.
"Saat aktif di gerakan radikal NII dulu, di sana jamaah paling banyak dan mayoritas di dalam kelompoknya adalah perempuan," pungkas Ken.
comments