Menteri Johnny Sebut Idul Fitri Tahun Ini Bersejarah, Ajak Masyarakat Rajut Persaudaraan
Politeia.id -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah tahun ini merupakan momentum bersejarah dan anugerah terbesar Indonesia.
Perayaan kemenangan umat Muslim setelah berpuasa 40 hari di bulan suci Ramadhan ini dirayakan bersamaan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih dalam Gereja Katolik.
"Perayaan Idulfitri 1442 Hijriyah ini merupakan momentum bersejarah karena bertepatan dengan perayaan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus, Isa Almasih, bagi umat Kristiani yang jatuh pada hari yang sama kemarin, tanggal 13 Mei 2021," ujar Johnny dalam Halal Bihalal Lebaran 1442 H yang diselenggarakan secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, dari Jakarta, Jumat (14/5).
Dalam kesempatan sambutan, Johnny mewakili keluarga besar Kominfo menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idulfitri 1442 H bagi umat muslim di seluruh Indonesia.
"Minal Aizin wal Faizin, mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Mari kita maknai perayaan Idulfitri ini sebagai momentum untuk kembali kepada fitrah dan naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan tetapi tetap menjaga keharmonisan dan kerukunan di antara kita sekalian," ungkapnya.
Johnny menyatakan Idulfitri selalu identik dengan momentum silaturahmi yang penuh dengan kasih sayang dan kedamaian.
Momentum itu sejalan dengan prinsip rahmatan lil alamiin, bahwa umat Islam di Indonesia senantiasa mengambil peran menebar kebaikan untuk semesta alam, menjalin toleransi dan kerukunan tanpa sekat dalam keberagaman.
Selain menebar kebaikan, menjalin toleransi dan kerukunan, Johnny menilai momentum ini juga selaras dengan Pancasila sebagai Ideologi negara dan prinsip Bhineka Tunggal Ika sebagai realitas masyarakat majemuk dan plural.
"Dalam perayaan Idulfitri, umat Islam memperingati `hijrah` atau perpindahan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) bersama sahabat-sahabatnya dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan, dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, sebuah masyarakat yang baik di sisi Tuhan dan Rasul-Nya," paparnya.
Sementara itu, dalam perayaan Kenaikan Isa Almasih, umat Kristiani memperingati `naiknya` atau `hijrahnya` Yesus Kristus ke Surga, yang menerobos batas ruang dan waktu dalam perjalanan penebusan seluruh umat manusia sampai dengan akhir zaman.
"Kedua peristiwa keagamaan yang dirayakan pada hari yang sama ini, tentu saja sangat bermakna sebagai sebuah anugerah untuk saling meneguhkan dan mengukuhkan persaudaraan sejati di antara sesama anak bangsa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa," jelasnya.
Johnny menegaskan, persaudaraan dalam keberagaman antar umat beragama juga mencerminkan prinsip-prinsip moral kemanusiaan yang dihayati secara universal.
"Diantaranya, prinsip-prinsip penghormatan terhadap martabat manusia, prinsip-prinsip berpihak pada kaum miskin atau kaum dhuafa, prinsip solidaritas sebagai komitmen untuk memperjuangkan kebaikan bersama (Bonum Commune), prinsip subsidiaritas yang menjamin sebuah tatanan sosial yang adil dan beradab," katanya.
Adapun prinsip lainnya adalah kesejahteraan umum sebagai hukum tertinggi. Adagium ini menekankan kesejahteraan umum bagi masyarakat untuk hidup aman.
"Prinsip-prinsip moral dasar kemanusiaan universal tersebut juga sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan kita yang terus-menerus diperjuangkan, sejalan dengan sikap dan setiap perkembangan dan perubahan zaman. Diantaranya nilai religiusitas, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai produktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, nilai keseimbangan antara hak dan kewajiban, saling toleransi dan tolong-menolong, nilai demokrasi dan cinta Tanah Air, serta nilai kesetaraan di hadapan hukum," tukasnya.
Johnny mengungkapkan kebahagiaannya hidup di bumi pertiwi yang masyarakatnya penuh toleransi, hidup rukun tanpa sekat dalam keberagaman. Karena pada dasarnya agama memang mengajari kedamaian.
"Oleh karenanya, kekayaan spiritual yang dimiliki Indonesia inilah yang harus terus disyukuri," tandasnya.
Johnny menjelaskan bahwa salah satu peristiwa besar dalam sejarah kaum muslimin adalah peristiwa hijrah. Spirit hijrah saat ini menjadi relevan ketika dunia menghadapi pandemi, dimana hijrah dari ekosistem yang serba fisik ke ekosistem protokol kesehatan.
"Masyarakat juga berubah dari interaksi fisik ke interaksi online atau virtual. Hijrah dalam bentuk meninggalkan kebiasaan lama menuju keadaban baru, agar umat manusia terbebas dari pandemi Covid-19 dan kehidupan sosial-ekonomi kita bisa bangkit kembali," ujarnya.
Di sisi lain, kata Johnny, disrupsi digital menggerus begitu banyak sisi kehidupan memaksa masyarakat untuk hijrah dalam bentuk transformasi digital. Tujuannya untuk terus membangun negeri sebagai bagian dari ibadah bersama.
Sebagai umat beragama, ia mengajak masyarakat tetap berpegang teguh pada harapan akan kasih Tuhan Sang Pencipta seperti ungkapan Ubi Caritas, Deus Ibi est. Ungkapan Latin itu menurutnya bermakna di mana ada kasih, di situ Tuhan hadir.*
comments