Serangan Israel Meningkat ke Palestina, 109 Warga Tewas, 621 Terluka
search

Serangan Israel Meningkat ke Palestina, 109 Warga Tewas, 621 Terluka

Zona Barat
Serangan Israel ke wilayah perbatasan Gaza pada Kamis (13/5) malam. Foto: AP.

Politeia.id -- Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa korban tewas telah naik menjadi 109 orang dari pihak Palestina, termasuk 28 anak dan 15 wanita, dengan 621 orang terluka pada Jumat (14/5).

Menurut laporan Associated Press, kelompok militan Jihad Hamas dan Islam mengkonfirmasi 20 kematian, meskipun Israel mengatakan bahwa jumlah itu jauh lebih tinggi.

Sementarai itu, tujuh orang tewas di pihak Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia 6 tahun.

Israel pada hari Kamis mengatakan bahwa pasukan bersiaga di sepanjang perbatasan Gaza dan menelepon 9.000 cadangan menjelang kemungkinan invasi darat ke wilayah yang diperintah Hamas.

Kedua pihak kemungkinan akan melakukan serangan habis-habisan.

Pertempuran kedua pihak meletus untuk malam keempat sejak Senin ini, dengan gerombolan Yahudi dan Arab berbenturan di kota Flashpoint di Lod. Pertempuran terjadi meskipun ada kehadiran polisi yang didukung oleh para pemimpin bangsa.

Bentrokan kedua etnis ini merupakan yang paling sengit dan kuat dalam beberapa dekade terakhir.

"Saya bilang kami akan mengekstrak harga yang sangat berat dari Hamas," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pernyataan rekaman video. "Kami melakukan itu, dan kami akan terus melakukan itu dengan kekuatan berat."

Pertempuran itu pecah pada Senin malam ketika Hamas, mengklaim sebagai pembela Yerusalem, menembakkan rentetan roket jarak jauh ke kota sebagai tanggapan terhadap provokasi Israel. Israel dengan cepat merespons dengan serangkaian serangan udara.

Sejak itu, Israel telah menyerang ratusan target di Gaza. Gaza militan telah menembakkan hampir 2.000 roket ke Israel, membuat kota di bagian selatan negara itu macet. Beberapa roket menargetkan Metropolis Seaside dari Tel Aviv, sekitar 70 kilometer (45 mil) jauhnya.

Di Washington, Presiden Joe Biden mengatakan dia berbicara dengan Netanyahu tentang menenangkan pertempuran tetapi juga mendukung pemimpin Israel dengan mengatakan "belum ada reaksi berlebihan."

Dia mengatakan tujuannya sekarang adalah "sampai ke titik di mana ada pengurangan yang signifikan dalam serangan, terutama serangan roket ke pusat-pusat penduduk."

Kunjungan Kamis oleh pejabat Mesir menandai langkah penting dalam upaya gencatan senjata.

Sementara para mediator Mesir datang ke Israel untuk upaya gencatan senjata tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan setelah kedua pihak bersikukuh tetap melakukan serangan.

Mesir sering berfungsi sebagai mediator antara Israel dan Hamas, dan telah menjadi pemain kunci dalam mengakhiri putaran pertempuran masa lalu.

Para pejabat bertemu terlebih dahulu dengan para pemimpin Hamas di Gaza sebelum mengadakan pembicaraan dengan Israel di Tel Aviv, kata dua pejabat intelijen Mesir.

Meskipun upaya gencatan senjata dilakukan, pertempuran terus meningkat. Pesawat Israel memukul target di Gaza sepanjang hari. Dan Kamis malam, Israel menembakkan tank dan artileri melintasi perbatasan untuk pertama kalinya, membuat warga ketakutan.

Serangan Israel menghancurkan sejumlah bangunan, termasuk tiga bangunan yang dicurigai menampung militan atau fasilitas Hamas. Sayangnya, warga sipil Palestina juga berada di dalam.

Israel telah mendapat kritik internasional yang berat untuk korban sipil di Gaza. Sementara, dikatakan Hamas bertanggung jawab karena membahayakan warga sipil dengan menyembunyikan dan meluncurkan roket dari daerah sipil.

Letusan kekerasan saat ini dimulai sebulan yang lalu di Yerusalem, di mana polisi Israel melarang umat Islam Palestina beribadah selama Ramadhan dan penggusuran puluhan keluarga Palestina.

Titik fokus bentrokan adalah masjid al-Aqsa di Yerusalem, sebuah masjid yang dibangun di atas puncak bukit dan dihormati sebagai kota suci oleh orang Yahudi dan Muslim.

Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibukotanya, sementara Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara masa depan mereka.

Klaim inilah yang menjadi sentral konflik kedua pihak sejak kurang lebih 100 tahun lalu.*

Tag:

comments