Mahfud MD Mengaku Sering `Dicerca` Tengku Zul, Politisi PKS: Wajar sebagai Pemangku Kebijakan
search

Mahfud MD Mengaku Sering `Dicerca` Tengku Zul, Politisi PKS: Wajar sebagai Pemangku Kebijakan

Zona Barat
Wakil Sekjen PKS Mardani Ali Sera. Foto: Politeia/Twitter.

Politeia.id -- Ucapan duka Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD atas meninggalnya Ustadz Tengku Zulkarnain menuai kritik dan kontroversi. Salah satunya datang dari politisi PKS Mardani Ali Sera.

Dalam sebuah pernyataan, Mahfud MD menyampaikan belasungkawa setelah Ustadz asal Riau itu meninggal di Rumah Sakit Tabrani di Kota Pekanbaru, Senin (10/5) siang.

Tengku Zul meninggal setelah terpapar virus corona (Covid-19).

"Selamat jalan menghadap Sang Khaliq, Tengku Zulkarnaen. Baru saja ada berita beliau wafat, saya sudah rindu lagi kepada-nya," ujar Mahfud, dikutip Rabu (12/5).

Mantan Mahkamah Konstitusi ini mengatakan bahwa selama hidupnya, Tengku Zul sering melayangkan cercaan kepadanya.

Tanpa alasan yang jelas, Mahfud MD mengaku heran dengan tindakan yang dilakukan Tengku Zul.

"Saya sering merasa dicerca tanpa alasan yang tepat oleh almarhum tapi saya diam karena saya tahu almarhum merasa sedang berjuang," papar Mahfud.

Mahfud pun berdoa agar arwah mendiang Tengku Zul diterima Allah SWT sesuai amal baktinya di dunia.

"Semoga Allah mengampuni dan memberi surga-Nya," katanya.

Ucapan belasungkawa Mahfud ini kemudian menuai kontroversi karena dinilai tidak tulus ketika ia menyertai klaim bahwa sering `dicerca`.

Politisi PKS Mardani Ali Sera dalam sebuah pernyataan mengkritik ucapan duka Mahfud MD yang dinilainya tak elok itu.

"Tidak elok ucapan belasungkawa diikuti dengan pernyataan merasa dicerca, padahal almarhum sudah tidak dapat memberikan jawaban,” kata Mardani, dikutip Rabu.

Mardani menegaskan, Mahfud MD sebagai seorang pejabat publik sudah sewajarnya mendapatkan kritik dari publik, termasuk dari mendiang Tengku Zulkarnain.

Menurut Mardani, kritik yang disampaikan publik memang seharusnya dilakukan untuk dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam perbaikan kebijakan yang diambil.

Oleh karenanya, ucapan Mahfud MD yang disertai klaim itu dinilai tak ethis sebab ia merupakan seorang pejabat pemangku kebijakan.

"Wajar seorang pejabat publik dikritisi kebijakannya karena memang demikianlah seharusnya. Agar ada feedback dan perbaikan dalam kebijakannya," pungkas Mardani.*

Tag:

comments