Ken Setiawan Bongkar Taktik PKS Lindungi Ulama Pendukung Khilafah
search

Ken Setiawan Bongkar Taktik PKS Lindungi Ulama Pendukung Khilafah

Zona Barat
Presiden PKS Ahmad Syaikhu meminta dukungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait RUU Perlindungan Ulama.

Politeia.id -- Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan tak heran dengan usulan Rancangan Undang-undang Perlindungan Ulama (RUU PU) yang didorong Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurut Ken, RUU Perlindungan Ulama merupakan taktik PKS untuk melindungi tokoh agama pendukung khilafah

"Yang selama ini sejalan dengan pemikiran PKS dan IM ( Ikhwanul Muslimin) ditangkap aparat dengan beragam kasus termasuk ada juga yang ditangkap Densus 88 terkait terorisme," kata Ken Setiawan dalam keterangannya, Senin (10/5).

Ken mengatakan PKS adalah wujud dari dua ideologi lokal yakni NII dan transnasional Ikhwanul Muslimin dari Mesir. Menurutnya, salah satu tokoh pendiri PKS bahkan menjadi dewan syuro yakni Hilmi Aminudin.

Ken menyebut, Hilmi merupakan anak Panglima Militer NII atau Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI TII), Danu Muhammad Hasan.

Ken mengatakan Hilmi mengenal Ikhwanul Muslimin saat belajar di Timur Tengah dan mendirikan gerakan ini di Indonesia sepulangnya dia ke Tanah Air.

"Pola pergerakan PKS di Indonesia adalah copy paste gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir yaitu pola pembangunan basis sosial partai, misalnya, dimulai dari gerakan Tarbiyah dengan membangun sel-sel usrah yang dibina sehingga menjadi basis kader solid," jelas mantan narapidana kasus terorisme ini.

Demikian pula dalam masalah politik, masyarakat yang madani, dan semacamnya. Ken mengatakan, rumusan Partai Kebebasan dan Keadilan (Hizbul Hurriyah wal Adalah), partai bentukan Ikhwanul Muslimin, sama persis dengan rumusan PKS. Yakni partai sekaligus jamaah atau dikenal dengan al-hizbu huwa al-jama’ah, wal jamaah hiyal hizb (partai adalah jamaah dan jamaah adalah partai).

Ken mengatakan, copy paste PKS dan Ikhwanul Muslimin juga sebagai ciri-ciri kelompok ini adalah dalam penggunaan istilah seperti kalimat tarbiyyah, liqo’, usrah, harakah, dan siyasah, termasuk pada ideologi serta perkembangannya.

Terutama terkait dengan pandangan terhadap demokrasi dan masyarakat sipil, pembangunan organ partai, strategi perjuangan, strategi rekrutmen massa, basis massa, sentimen anggota, rujukan tokoh, serta pola-pola pembagian kader yang mengarah kepada tarbiyyah.

"Makanya tidak heran bila selama ini PKS berjuang keras mendekati tokoh partai lain untuk mendukung RUU Perlindungan Ulama," kata dia.

Ken lebih lanjut mengatakan, di negara asalnya, Mesir, terdapat 50 pimpinan Ikhwanul Muslimin masuk dalam daftar teroris. Selain itu, pengadilan kriminal Kairo juga telah mengeluarkan keputusan untuk memasukkan 50 nama pemimpin tersebut dalam daftar, berlaku selama lima tahun mulai dari tanggal putusan.

Menurut Ken, Ikhwanul Muslimin dan PKS adalah kelompok munafik, karena sejatinya ideologinya adalah anti demokrasi. "Tapi faktanya mereka memanfaatkan demokrasi karena memang mereka hanya bisa hidup di iklim demokrasi," jelas dia.

Usulan pembentukan RUU Perlindungan Ulama kembali mengemuka setelah Presiden PKS, Ahmad Syaikhu menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Selasa (4/5).

 
 

Tag:

comments