Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Mardani: Bukan Contoh yang Baik
Politeia.id -- Politisi PKS Mardani Ali Sera mengkritik penunjukkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Megawati sendiri adalah juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ex officio.
"Niatnya mungkin baik. Tapi penempatan Ketua Umum Parpol sebagai lembaga pengarah BRIN tidak memberi contoh baik," ujar Mardani, dikutip Jumat (7/5).
Mardani menegaskan bahwa kemajuan sebuah bangsa ditopang oleh sistem pengetahun yang baik, dengan riset dan inovasi yang bagus.
Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, atau China, memiliki tradisi riset dan inovasi yang bisa menjadi contoh untuk memajukan bangsa.
"Bangsa ini akn maju apabila pengetahuan menjadi modal utamanya. Harus jadi isu publik, mulai dari level RT hingga Presiden pikirannya mesti tentang pengetahuan," kata Mardani.
Wakil Sekjen PKS ini menambahkan, dalam menumbuhkan ekosistem riset yang bagus, pemerintah perlu melibatkan swasta dan ditopang pula oleh sumber daya anggaran.
Dalam satu dekade lebih, anggaran riset Indonesia masih sangat kecil, sekitar 0,82% dan itu tidak bergerak rasio terhadap PDB. Sementara di Cina sudah 2,2%, bahkan Amerika dan Jepang hampir 4%.
Menurut, Mardani, politik anggaran yang belum maksimal tersebut perlu ditransformasi oleh tokoh-tokoh yang lebih kompeten, bukan hanya di level wacana, tapi juga implementasi.
"Riset merupakan sesuatu yang all out, diperlukan pemimpin yang memiliki kopetensi dan punya integritas serta kualitas. Sudah adakah di negeri kita?" ujar Mardani.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, keputusan menempatkan Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN merupakan keputusan yang tepat.
Hasto mengatakan, kepeloporan Bung Karno yang menempatkan pentingnya riset dan inovasi tersebut juga dilanjutkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Megawati disebutnya merupakan Ketua Umum Parpol yang paling konsisten menyuarakan pentingnya penguasaan ilmu-ilmu dasar, riset dan inovasi, dan terus memerjuangkan peningkatan anggaran peneltian 5% dari PDB.
"Beliau juga penggagas awal dari BRIN, dengan mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar BRIN hadir menjabarkan politik Indonesia Berdikari, dengan memfokuskan diri pada penelitian untuk manusia Indonesia, flora, fauna dan teknologi itu sendiri. Semua dibumikan bagi tanah air Indonesia," ujar Hasto.*
comments