Islah Bahrawi Bongkar Jejak Munarman di Bom Makassar
search

Islah Bahrawi Bongkar Jejak Munarman di Bom Makassar

Zona Barat
Munarman disebut-sebut terkait dengan pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar. Foto: Politeia/Kolase.

Politeia.id -- Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi membongkar keterkaitan Munarman dengan kelompok teroris yang melakukan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Menurut Bahrawi, peristiwa bom bunuh diri oleh sepasang pengantin muda pada 28 Maret 2021 itu menjadi petunjuk awal keterkaitan pentolan Front Pembela Islam (FPI) ini dengan jaringan ISIS.

"Kehadirannya dalam Bai`at ISIS pada tahun 2015 yang dilakukan di markas FPI Makassar menjadi petunjuk awal. Beberapa anggota jaringan ISIS Makassar yang telah ditangkap menyebut nama penting -- selain tokoh FPI Makassar berinisial AS -- juga menyebut nama Munarman. Bahkan mereka juga bernyanyi bahwa Munarman hadir dalam Bai`at berikutnya di beberapa tempat," ujar Bahrawi melalui akun media sosialnya, Rabu (28/4).

Bahrawi menceritakan bahwa kelompok ISIS Makassar sejak 2015 mulai menggunakan FPI sebagai patron utama pengembangan jaringan mereka di masyarakat.

Keberhasilan kelompok ini salah satunya adalah mencetak beberapa "pengantin bom". Selain pengantin bom Makassar, juga pengantin pelaku bom gereja Jolo, Filipina pada 24 Agustus 2020.

Densus 88 Antiteror Polri telah berhasil menangkap beberapa pengantin lain yang tengah bersiap melakukan aksi teror mereka.

"Penemuan TATP (triacetone triperoxide), bahkan bom berdaya ledak tinggi di markas FPI Petamburan adalah hasil pengembangan yang sedang didalami (Polri)," papar Bahrawi.

Ia mengatakan, penangkapan yang dilakukan Densus 88 merupakan upaya preventif untuk meminimalisir terjadinya aksi terorisme berdaya ledak besar di tanah air.

Munarman diduga menjadi sosok yang mengetahui konstruksi aksi teror baik secara langsung atau tidak.

"Penangkapan yang dilakukan sebelum aksi teror, adalah langkah antisipatif sebelum para teroris memakan korban yang masif," kata pemerhati masalah terorisme.

Munarman ditangkap Densus 88 di rumahnya di wilayah Perumahan Modern Hills, Cinangka, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (27/4).

Ia diduga terlibat dalam kegiatan baiat yang dilakukannya di kota berbeda: Jakarta, Medan dan Makassar. Baiat disebut diduga terkait dukungan kepada negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Melalui baiat tersebut Munarman menggerakkan orang lain untuk melakukan, bermufakat jahat, dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.

Atas dugaan tersebut, kini Munarman sedang dalam proses penyidikan di Polda Metro Jaya.

Dalam proses penangkapannya kemarin sekitar pukul 15.30 WIB, Munarman tidak melakukan perlawanan terhadap Polisi.

Dia hanya menyebut bahwa tindakan penangkapan itu tidak sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Ini tidak sesuai aturan hukum," katanya singkat ketika anggota Densus 88 menciduknya dari dalam rumahnya untuk dibawa ke mobil.*

Tag:

comments