Kembangkan Jahe Merah di Ngada, Kemenko Perekonomian Inisiasi Kemitraan dengan PT Bintang Toedjoe
search

Kembangkan Jahe Merah di Ngada, Kemenko Perekonomian Inisiasi Kemitraan dengan PT Bintang Toedjoe

Zona Barat
Pertemuan Kemenko Perekonomian dengan Bupati Ngada Andreas Paru dan pejabat Kementrian Desa PDT dan Transmigrasi dan Manajer iGrow di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/4). Foto: Politeia/Kemenko Perekonomian.

Politeia.id -- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menginisiasi kemitraan dengan offtaker jahe merah yaitu PT Bintang Toedjoe untuk mengembangkan produk unggulan jahe merah di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian Yuli Sri Wilanti mengatakan, masalah utama pengembangan produk unggulan petani adalah pemasaran, menyebut bahwa pemerintah harus pertama-tama mencari solusinya.

"Permasalahan utama dalam pengembangan komoditas hortikultura adalah pemasaran hasil. Untuk itu perlu dicarikan solusi melalui kerjasama kemitraan dengan offtaker yang mampu menyerap hasil petani secara berkelanjutan," ujar Yuli dalam keterangan pers yang diterima Politeia.id, Senin (26/4).

Ia menjelaskan, Kamis (22/4) pekan lalu, Kemenko Perekonomian menggelar pertemuan di Jakarta dengan para pihak terkait guna membahas upaya kerjasama beberapa stakeholders dalam pengembangan jahe merah yang saat ini dikembangkan oleh Kabupaten Ngada. Salah satunya adalah kemitraan dengan PT Bintang Toedjoe.

Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi Samsul Widodo, Chief Operating Officer iGrow Mochamad Zeini Rachmat dan Team Leader Relationship Manager iGrow Saeful Arifin, serta Bupati Ngada Andreas Paru.

Dalam pertemuan kerjasama itu, Bupati Andreas menyatakan bahwa Kabupaten Ngada siap memproduksi jahe merah dengan produktivitas tinggi mencapai 20 ton/hektar.

Saat ini telah dikembangkan jahe merah di lahan seluas 8 hektar dan secara bertahap akan diperluas hingga 100 hektar.

APBD Ngada pun sudah dialokasikan untuk mendukung jahe merah.

Yuli menandaskan, Kemenko Perekonomian ingin memastikan bahwa produksi jahe merah ini nantinya dapat terserap pasar.

Oleh karenanya, diinisiasi kerjasama kemitraan dengan offtaker jahe merah yaitu PT Bintang Toedjoe.

PT Bintang Toedjoe sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi membutuhkan jahe merah dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2020, kebutuhan jahe merah mencapai 600 ton/tahun dan tahun ini diperkirakan meningkat.

PT Bintang Toedjoe masih membutuhkan jahe merah dari berbagai daerah, namun tidak semua jahe merah dapat diterima.

Dalam pertemuan itu, Head of Business Development PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti mengatakan, terdapat beberapa kriteria agar bisa masuk ke pabrik.

Beberapa diantaranya, yaitu jahe merah ditanam di ketinggian sekitar 300-700 mdpl, produktivitas 1 ton benih menghasilkan panen 10-12 ton, dan dukungan fasilitas handling pasca panen di sekitar lokasi kebun serta persyaratan lainnya.

Untuk memastikan kualitas jahe merah hasil panen Kecamatan Bajawa, Ngada, maka dalam waktu dekat akan dilaksanakan kunjungan Kemenko Perekonomian ke Bajawa.

Agenda ini juga nantinya akan diikuti oleh iGrow yang akan membantu permodalan untuk pengembangan komoditas jahe merah di Ngada.

"Diharapkan melalui sinergi dan kolaborasi beberapa stakeholders ini dapat mendorong pemberdayaan masyarakat petani dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi di Kabupaten Ngada," tukas Yuli.*

Tag:

comments