Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah RI, Begini Klarifikasi Kemendikbud
search

Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah RI, Begini Klarifikasi Kemendikbud

Zona Barat
Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Foto: Politeia/Net.

Politeia.id -- Nama pendiri Nahdatul Ulama (NU) Hadratus Syech Hasyim Asy`ari hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan baru-baru ini.

Penghilangan nama ulama besar dari catatan sejarah Indonesia itu memicu protes tokoh-tokoh NU.

Sejumlah tokoh NU melayangkan kritik, meminta pertanggungjawaban Menteri Nadiem Makarim.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam sebuah pernyataan tanggapan menyebut bahwa pemerintah tidak pernah mengabaikan nama-nama besar yang pernah berjasa dalam membangun bangsa ini di masalalu.

Hadratus Syech Hasyim Asy`ari sendiri, kata Hilmar, telah dihormati sebagai seorang pahlawan besar.

Salah satunya dengan pendirian Museum Islam Indonesia Hasyim Asy`ari di Jombang, Jawa Timur.

Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku "KH. Hasyim Asy`ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri" sebagai bentuk penghargaan terhadap sang ulama.

Hilmar menjelaskan, Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang bikin heboh itu tidak pernah diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud.

Dokumen yang beredar di masyarakat sengaja diedarkan oleh kalangan tertentu dan merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan.

"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," katanya dalam sebuah pernyataan pers, Senin (19/4).

Hilmar menambahkan, naskah buku tersebut disusun pada 2017, sebelum kepemimpinan Nadiem Makarim.

Selama kepemimpinan Nadiem, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut.

Menurutnya, keterlibatan publik menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemendikbud.

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya," pungkasnya.

Percakapan mengenai topik penghilangan pendiri NU menjadi trending di media sosial hari ini.

Tagar "Pendiri Nu Hilang" telah dibicarakan sekitar 3.000 kali.

Asal mula percakapan itu dimulai oleh unggahan Gelora News di akun Twitter-nya, yang menyebut bahwa pendiri NU hilang dari Kamus Sejarah RI, tetapi tokoh-tokoh komunis justru muncul dalam kamus itu.

Unggahan itu telah di-like lebih dari 3.000 kali dan di-retweet 1.600 kali.

Sebelumnya, Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo protes keras atas tindakan penghilangan pendiri NU.

"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy`ari tetapi tidak ada "entry" nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya," ujarnya.

NU pun meminta pemerintah segera melakukan revisi dan menarik kamus tersebut dari peredarannya.

"Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran," tutupnya.*

Tag:

comments