Hari Ke-9, Korban Meninggal Bencana NTT Mencapai 179 Orang, 46 Masih Hilang
search

Hari Ke-9, Korban Meninggal Bencana NTT Mencapai 179 Orang, 46 Masih Hilang

Zona Barat
Pencarian korban hilang di Desa Waematan, Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT. Foto: Antarafoto/Aditya Pradana Putra.

Politeia.id -- Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi melaporkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana siklon tropis Seroja di NTT mencapai 179 orang. Pencarian terus dilakukan terhadap korban hilang.

Hal itu disampaikan Josef Nae Soi dalam konferensi pers virtual penanganan bencana di wilayah NTT pada Senin (12/4) malam.

Josef Nae Soi mengatakan, jumlah korban bertambah dua orang masing-masing dari Kabupaten Malaka dan Rote Ndao.

Ia juga merilis, sebanyak 46 orang masih dinyatakan hilang dalam bencana terbesar yang pernah dialami masyarakat NTT itu.

"Usaha untuk mencari 46 orang masih dilakukan," katanya.

Terhadap 46 orang yang masih hilang, kata Josef, Pemda setempat mengupayakan pencarian dengan anjing pelacak, Search and Recue Dog, serta Unit K-9 untuk menemukan jejaknya.

Korban Terbanyak di Flores Timur

Josef merinci bahwa jumlah korban meninggal paling banyak berasal dari Flores Timur. Sebanyak 72 orang dilaporkan meninggal dunia di beberapa desa di Pulau Adonara, Flotim.

Kemudian, di Lembata dilaporkan ada 47 orang dinyatakan meninggal. Sebanyak 22 orang masih dinyatakan hilang.

Di Kota Kupang terdapat 6 orang meninggal dunia dan di Malaka terdapat 8 orang meninggal.

Sementara itu, di Kabupaten Ende dan Rote Ndao masing-masing ditemukan 1 orang meninggal. Selain itu, Kabupaten Sabu Raijua terdapat 3 orang meninggal, dan 5 lainnya hilang.

Selanjutnya, di Kabupaten Alor ditemukan 28 orang meninggal, dan 13 hilang.

Sementara di Kabupaten Kupang ada 12 orang meninggal dan 3 orang hilang, lalu di Kabupaten Sikka ditemukan 1 orang meninggal.

Menurut Josef, seluruh desa yang terdampak bencana telah terjangkau, dan memastikan bahwa tidak ada desa yang terisolir.

Untuk daerah yang jembatannya terputus atau jalan rusak, pemerintah menggunakan alternatif melalui jalur udara dan kapal laut.

Josef menambahkan bahwa aparat keamanan dari Polres dan Kodim juga udah turun ke lapangan.

"(Pada 11 April) mereka dengan alat berat sudah turun ke lapangan," kata Josef menutup keterangannya.

Bencana siklon tropis Seroja menerjang sekitar 11 kabupaten/kota di Provinsi NTT sejak 4 April 2021.

Hujan lebat yang disertai angin kencang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor yang kemudian merusak perumahan warga, fasilitas umum, lahan pertanian, dan peternakan warga.

Menurut BMKG, badai topan ini merupakan bencana yang langka dan baru pertama kali terjadi di Indonesia.*

Tag:

comments