Pemerintah Siapkan Dana hingga Rp50 Juta Bangun Rumah Warga Terdampak Bencana di NTT
search

Pemerintah Siapkan Dana hingga Rp50 Juta Bangun Rumah Warga Terdampak Bencana di NTT

Zona Barat
Kepala BNPB Doni Monardo memimpin rapat terkait penanganan bencana di NTT. Foto: Humas BNPB/Twitter.

Politeia.id -- Pemerintah berjanji akan menyalurkan bantuan dana berupa uang kepada masyarakat terdampak bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Besaran bantuan diperkirakan antara Rp10-50 juta.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo dalam pertemuan terbatas dengan Presiden Joko Widodo secara virtual pada Selasa (6/4).

"Sebagaimana telah ditugaskan oleh Bapak Presiden (Jokowi), BNPB akan membangun rumah-rumah yang rusak berat, rusak sedang, dan juga rusak ringan," ujar Doni.

Ia merinci, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk rumah rusak berat sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.

Akibat cuaca ekstrem sejak Minggu (4/4), sejumlah daerah di NTT terpapar bencana karena adanya hujan lebat dan angin kencang serta longsor.

Rumah warga di beberapa kabupaten terdampak mengalami kerusakan dari ringan sampai rusak berat.

BNPB mencatat, sebanyak 1.962 rumah warga hancur, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan akibat bencana.

Sementara itu, sebanyak 14 unit fasilitas umum rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 terdampak bencana.

Warga yang berhasil selamat berupaya melindungi diri atau mengungsi ke daerah aman di sekitarnya.

Doni Monardo mengatakan, pemerintah juga memberikan perhatian bagi warga pengungsi yaitu dengan memberikan bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH).

Dana tersebut diperuntukkan bagi warga pengungsi agar bisa dipakai untuk menyewa rumah keluarga mereka. Hal ini dilakukan agar tidak terlalu banyak kerumunan di tempat-tempat pengungsian.

Menurut data BNPB, akibat bencana banjir dan tanah longsor, puluhan ribu warga terpaksa mengungsi.

Di Sumba Timur, sebanyak 7.212 orang mengungsi, Lembata 958 orang, Rote Ndao 153 KK, Sumba Barat 284 orang, dan Flores Timur 256 orang.

Doni lebih lanjut mengapreasi kinerja otoritas kebencanaan dan warga setempat yang bahu-membahu mengevakuasi korban bencana alam.

BNPB, Tim Basarnas, TNI dan Polri bersama warga sejauh ini terus berupaya mencari korban yang hilang.

"Secara umum, penanganan di lapangan cukup bagus. Kerjasama antara TNI,olri, membantu pemerintah daerah sangat maksimal," tuturnya.

Distribusi Logistik Berjalan Maksimal

Pemerintah juga membantu menangani masalah kebutuhan mendasar warga terdampak dengan manyalurkan bantuan logistik, fasilitas kesehatan dan dan obat-obatan.

"Kecuali alat-alat pasien patah tulang, ini yang masih kurang. Dan kami sudah berkoordinasi untuk segera didatangkan dari Jakarta, dan dari Surabaya serta Makassar," pungkasnya.

Tim BNPB juga mengerahkan tenaga kesehatan untuk menyalurkan alat rapid test guna melakukan penapisan Covid-19 bagi warga dan tim penanganan bencana di lapangan.

Hingga saat ini, BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Nusa Tenggara Timur sudah mencapai 128 orang.

Jumlah ini bertambah 34 orang sejak rilis terakhir pada Senin (5/4) sebanyak 84 orang korban meninggal.

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah NTT," ujar Raditya Jati, Humas BNPB kepada media, Selasa (6/4).

Raditya menjelaskan, untuk korban meninggal terdapat di tiga kabupaten. Ketiga kabupaten ini terletak berdekatan, persis di daerah paling dekat dengan siklon tropis.

Ia merinci, jumlah korban meninggal di Lembata sebanyak 67 orang, Flores Timur 49 orang dan Alor 12 orang.

Raditya menambahkan bahwa jumlah korban yang hilang sebanyak 72 orang, atau bertambah 1 orang sejak rilis terakhir pada Senin.

Warga yang hilang berasal dari Alor sebanyak 28 orang, Flores Timur 23 orang dan Lembata 21 orang.*

Tag:

comments