Putin Teken UU Bisa Jadi Presiden Hingga 2036
Politeia.id -- Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang (UU) yang dapat membuatnya bisa menjabat hingga 2036. UU ini memungkinkan dia mencalonkan diri untuk dua periode lagi setelah jabatannya saat ini berakhir pada 2024. Ini mengikuti perubahan konstitusi tahun lalu.
Perubahan itu didukung dalam pemungutan suara publik musim panas lalu dan memungkinkan Putin, 68 tahun, berpotensi tetap berkuasa sampai usia 83.
UU yang ditandatangani oleh Putin sebenarnya membatasi presiden masa depan untuk dua masa jabatan. Namun UU ini mengatur agar masa jabatan Putin dihitung ulang. UU tersebut disahkan di majelis rendah dan atas parlemen Rusia pada bulan lalu.
Putin saat ini menjalani masa jabatan keduanya berturut-turut sebagai presiden. Total ia lima kali berstatus sebagai orang nomor satu di Rusia.
Ia pernah menjadi presiden sementara menggantikan Boris Yeltsin dari 1999 hingga menjelang pemilu Rusia 2000. Pada pemilu 2000 Putin terpilih sebagai presiden untuk periode 2000-2004.
Putin terpilih kembali untuk masa jabatan yang ketiga pada tahun 2004 hingga 2008, padahal Konstitusi Rusia melarang seseorang menjabat sebagai presiden selama tiga kali berturut-turut. Pada 2008, Putin harus berhenti sejenak dari jabatan kepresidenannya karena telah tiga kali berturut-turut menjabat sebagai Presiden Rusia.
Dmitry Medvedev yang memenangkan pemilihan presiden waktu itu menunjuk Putin sebagai perdana menteri. Kemudian pada Maret 2012 Putin terpilih kembali menjadi Presiden untuk periode 2012-2016.
Pada pemilu 2018 untuk periode jabatan presiden 2018-2024 Putin kembali mencalonkan diri, Putin meraih sekitar 75 persen suara, yang menjadi tiket untuknya menjabat sebagai presiden satu periode lagi.
Di bawah kepemimpinan Putin, Rusia mampu kembali berjaya dan banyak kemajuan, di antaranya dalam bidang ekonomi yakni pendapatan nyata yang meningkat rata-rata 7 persen per tahunnya, juga peningkatan dalam bidang industri, energi Nuklir, pertahanan dan militer, lingkungan, dan olahraga.
Meski demikian, pria kelahiran Leningrad, Uni Soviet, 7 Oktober 1952 itu bukan tanpa kontroversi.Beberapa di antaranya yaitu berbeda dengan kemenangan telaknya di tahun-tahun berikutnya, kemenangan perdana Putin dalam pemilihan umum tahun 2000 sangat rapuh.
Menurut hasil resmi, ia memenangi 53 persen suara yang cukup untuk menghindari kemungkinan kemenangan lawannya yakni pemimpin Partai Komunis Gennady Zyuganov, yang berada di posisi kedua dengan 29,5 persen suara.
Namun, The Moscow Times melaporkan, mereka mendapati pemalsuan penghitungan suara dan daftar pemilih di lebih dari setengah lusin wilayah telah diubah.
Pada 2011 Nemtsov dan Milov melaporkan adanya dugaan pelecehan dan korupsi pada dekade pertama kekuasaan Putin, dan adanya penurunan populasi setengah juta orang per tahun. Tidak hanya itu, mereka juga melaporkan adanya peningkatan tajam ketergantungan pada komoditas dari 44 persen menjadi 65 persen, meningkatnya kesenjangan sosial dan penghapusan dana pensiun nasional.
Pada 2012, Putin pernah mengatakan dirinya bekerja seperti budak dapur bagi rakyat Rusia. Nemtsoy dan Miloy menyindir pernyataan Putin sebagai budak terkaya di dunia.
Dalam laporan berjudul The Life Of A Galley Slave mereka menyebut, “Deklarasi resmi Putin untuk tahun 2012 mengatakan bahwa penghasilannya adalah 3.661.765 rubel. Agar dapat membeli koleksi jam tangannya yang bernilai 22 juta rubel, dia harus bekerja tanpa makan atau minum selama enam tahun penuh.”
comments