11 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Angin Kencang di Lembata, 62 Orang Hilang
search

11 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Angin Kencang di Lembata, 62 Orang Hilang

Zona Barat
Jembatan di Kali Wainana, Lembata diterjang banjir. Foto: Pos Kupang/Frans Krowin.

Politeia.id -- Sebanyak 11 orang meninggal dunia dalam bencana hujan lebat yang disertai angin kencang di Kabupaten Lembata, Nusa Tengara Timur pada Minggu (4/4).

Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday mengatakan, hujan lebat disertai angin kencang terjadi sejak Minggu dini hari sekitar pukul 02.00 WITA.

Bencana alam tersebut, kata dia, melanda seluruh wilayah Lembata.

"Sejak dinihari (pukul 02.00 WITA) tanggal 4 April 2021 terjadi hujan lebat disertai angin kencang melanda seluruh Lembata," ujar Thomas ketika dihubungi Politeia.id, Senin (5/4).

Ia menjelaskan bahwa ada dua wilayah paling terdampak bencana, yaitu wilayah kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Kedua wilayah ini terletak persis di lereng gunung Ile Lewotolok.

"Paling parah di dua kecamatan di lereng Ile Lewotolok yaitu kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur," terangnya.

Dijelaskan Thomas, 11 korban meninggal dunia akibat bencana terdapat di tiga wilayah.

"Sebanyak 2 orang meninggal di Desa Lamawolo di Ile Ape Timur. Enam orang di Desa Tanjung Batu dan 6 orang di Desa Amakaka, dan 3 orang di Desa Waowala," katanya.

Sementara itu, korban hilang yang berhasil diidentifikasi sebanyak 62 orang.

Sebanyak 20 korban hilang di Desa Waimatan, di Desa Amakaka 18 orang dan di Desa Tanjung Batu 15 orang.

"Desa lainnya belum ada informasi karena jaringan internet putus. Sebagian warga Jontona, Amakaka, Tanjungbatu dan Waowala mengungsi ke kebun dan Lewoleba," paparnya.

Thomas mengatakan, Kota Lewoleba dipilih warga karena sampai dengan saat ini masih dalam kondisi aman.

Namun 14 desa di Ile Lewotolok terdampak besar oleh bencana banjir.

"Aliran listrik sampai Minggu malam putus total dan dua desa dalam gelap gulita. Jaringan internet putus total. Jaringan jalan baik ke timur maupun utara putus total," tutur Thomas.

Minggu pagi, Pemda Lembata pun langsung terjun ke lokasi bencana. Sayangnya, akses jalan menuju wilayah bencana di Ile Lewotolok putus total.

Upaya peninjauan lokasi terdampak bencana pun dilanjutkan Senin ini.

"Tadi pagi (Minggu) saya ke Waowala tetapi tidak bisa lewat karwna material batu dan kayu tertumpuk di depan masjid Waowala. Sampai sore tadi alat berat sudah buka jalan sampai di depan SD Lewotolok," jelas Thomas.

Meski kondisi jalan rusak parah, pihak Pemda Lembata dan otoritas terkait terus berupaya mengevakuasi korban.

Di Lewoleba, ada 161 orang yang dievakuasi. Sementara fi Desa Waowala, Tanjung Batu dan Amakala dievakuasi sekitar 156 orang.

"Korban luka dan patah tulang dievakuasi di Puskesmas terdekat dan rumah sakit di Lewoleba," kata Thomas.

Dengan bencana yang menghantam Lembata sejak Minggu, Thomas mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan hal buruk dalam hidup umat Kristiani di Lembata tahun ini.

"Kami di Lembata merayakan Paskah dalam duka," ungkapnya.*

Tag:

comments