Gubernur BI Sebut Digital Banking Ancaman bagi Para Bankir
search

Gubernur BI Sebut Digital Banking Ancaman bagi Para Bankir

Politeia.id -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan para bankir ancaman pesatnya perkembangan layanan digital dan kebutuhan digital banking, menyebut transformasi itu akan membuat banyak bankir kehilangan pekerjaan.

Perry mengungkapkan dulu masyarakat harus bertemu dengan bankir bila ingin bertemu dengan bankir. Kini banyak transaksi keuangan dilakukan secara digital lewat smartphone.

"Makanya para bankir, apakah Anda mau didatangi, lama-lama Anda ditinggalkan. Kalau para bankir masih ingin customer datang ke kalian semuanya, dan kemudian tidak ada pekerjaan, akan ditinggalkan konsumen," ujar Perry.

Pesatnya transaksi digital terlihat dari transaksi keuangan di e-commerce tahun 2020, diperkirakan mencapai Rp253 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp205,5 triliun.

Tahun ini diperkirakan akan meningkat lebih tinggi menjadi Rp337 triliun.

Kemudian uang elektronik pada tahun 2020 diperkirakan transaksinya mencapai Rp201 triliun.

Sementara di tahun ini, BI memproyeksikan akan terjadi peningkatan 32,3% atau mencapai Rp266 triliun.

Adapun transaksi dari digital banking tahun 2020 diperkirakan mencapai Rp27.036 triliun dan tahun ini, transaksinya diperkirakan akan mencapai Rp32.206 triliun.

"Ini jauh lebih tinggi dari nominal PDB Indonesia. Jadi transaksi `muter size` itu luar biasa dari digital banking," ujarnya.

Perry pun menghimbau kepada perbankan untuk bisa memperluas akses bisnis dengan menyediakan layanan digital banking, baik itu untuk membuka rekening, transfer uang, dan sebagainya.

"Masalah digital banking ini banyak kawan-kawan yang ikut. Di perbankan saya sudah berkali-kali ayo perbankan dan alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digital banking," tegas Perry.*

Tag:

comments