Polemik Tambang di Manggarai Timur, Mahasiswa Soroti Data Geologi
search

Polemik Tambang di Manggarai Timur, Mahasiswa Soroti Data Geologi

Zona Barat
Pengurus Ikatan Mahasiswa Lamba Leda (IKMALALE) Jakarta (Foto: Istimewa)

Penolakan penambangan batu gamping di Lengko Lolok dan Pabrik Semen di Luwuk, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten terus bergulir. Penolakan kali ini lebih mengerucut yakni berasal dari Ikatan Mahasiswa Lamba Leda (IKMALALE) Jakarta.

IKMALALE mengakui selama ini hanya fokus pada kegiatan belajar di Kampus. Namun setelah melakukan kajian secara menyeluruh, ternyata dampak pabrik semen dan penambangan batu gamping lebih banyak mudaratnya daripada mensejahterakan masyarakat lingkar tambang.

Ketua Umum IKMALALE Heribertus Rustian memastikan, pihaknya dengan tegas menolak segala bentuk aktivitas tambang di Lamba Leda. Pasalnya kata Rustian, aktivitas tambang di Lamba Leda bukan cerita baru. Sebut saja penambangan di Serise dan Lengko Lolok.

"Lihat saja lubang menganga di Serise dan Lengko Lolok. Apalagi perusahan yang datang saat ini membawa bendera yang sama. Nalar kritis kita harus berjalan. Premis penolakan juga harus jelas. Jangan sampai kita dibodohi terus oleh pihak tambang yang datang hanya mencari keuntungan," ujar Rustian di Jakarta, Minggu (20/9/2020).

IKMALALE kata Rustian baru dibentuk setelah pihaknya melihat Lamba Leda yang menjadi kampung halamannya akan diobrak-abrik tanpa mempertimbangkan aspek kehidupan keberlanjutan.

"Jujur saja, kami baru bantuk wadah ini. Awalnya kami cuek dengan masalah di wilayah kami. Tetapi setelah kaji untuk kehidupan jangka panjang, rasa peduli itu tersontak. Apalagi tambang ini sifatnya merusak. Meskipun kita tidak alergi terhadap investasi. Kita dukung tapi yang ramah alam. Apalagi pantai utara masuk dalam peta wisata," tegasnya.

Sementara Sekjen IKMALALE Maria Yuvista Aprilia Ermin menyentil soal tim Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Mahasiswi yang akrab disapa Maya ini mengatakan, pihaknya menolak tim AMDAL yang menjadi pengkaji dan komisi penilai terhadap kebijakan pertambangan di Lolok.

"Kami menolak tim AMDAL itu, karena ada indikasi tidak independen. Kami mendorong tim AMDAL yang transparan dan profesional," tegas Maya.

Selanjutnya Maya mendesak supaya membuka informasi tentang data geologi. Langkah ini diambil untuk mengetahui potensi tambang di Lengko Lolok. Data tersebut kata Maya wajib disediakan sebagai bentuk keterbukaan informasi publik.

"Data geologi di areal tambang harus dibuka. Jangan sampai nanti yang dilaporkan hanya tambang gamping sementara kandungan lainnya disembunyikan. Masyarakat perlu tahu soal ini," kata Maya.

Pembentukan IKMALALE disambut baik oleh seluruh tokoh Lamba Leda Jakarta. IKMALALE pun mengangkat Damianus Ambur sebagai Penasehat. Pria yang akrab disapa Dami itu meminta semua mahasiswa Lamba Leda bergabung dalam paguyuban tersebut.

"Himpun seluruh mahasiswa Lamba Leda untuk gabung di sini supaya gaungnya lebih besar. Intens lakukan gerakan. Baik lewat fb, youtube atau media-media lain supaya gerakan ini masif sifatnya. Suatu saat nantikan akan berkembang terus sehingga menjadi gerakan besar dari mahasiswa Lamba Leda," tegasnya.

Sejatinya kata Dami, mahasiswa Lamba Leda harus menjadi penggerak utama menolak aktivitas tambang tersebut. Pasalnya kata Dami, pihak yang berdampak langsung atas eksploitasi tambang tersebut adalah orang tua dari semua mahasiswa Lamba Leda ada di perantauan.

"Meraka kan pasti punya kampung. Punya orang tua dan yang merasakan mereka. Orang tua dari mahasiswa ini. Makanya kita jadi penggerak utamanya. Suatu saat nanti harus ada gerakan masa murni dari orang Lamba Leda. Selama ini kan dari Manggarai Raya. Saya kepengen ada gerakan khusus dari orang Lamba Leda untuk tolak tambang yang ada di Lamba Leda. Apakah itu harus ke Borong atau harus ke Lolok dan Luwuk," jelasnya.

Dami mengaku kajian ilmiah yang digaungkan selama ini melalui pemberitaan media sudah banyak dijelaskan, akan tetapi tidak sampai ke masyarakat terdampak.

"Mereka tidak tahu apa soal yang sebenarnya. Jadi dengan kita mengedukasi mereka, memberikan pemahaman mereka terutama masyarakat lingkar tambang itu akan lain bunyinya. Itu saya yakin. Selama ini kan masyarakat diaspora Manggarai ini kan tunggu. Lamba Leda sikapnya seperti apa sih. Kita sudah mulai," tambahnya.

Dikatakan Dami, bicara kesejahteraan masyarakat harus berkelanjutan. Artinya tidak hanya jangka pendek untuk generasi sekarang, melaikan sampai kepada anak cucu kemudian hari. Apalagi kata Dami, orang tua di kampung dominan berprofesi sebagai petani.

"Kecuali kalau potong generasi. Cukup ini, mereka tidak punya turunan lagi, meraka tidak punya generasi lagi. Itu harus diungkapkan supaya mereka bisa tahu bahwa ini sangat merusak dari sisi ekonomi berkepanjangan terhadap ekonomi keluarga segala macam," imbuhnya.

Dami pun berpesan kepada mahasiswa yang tergabung dalam IKMALALE intens komunikasi terhadap masing-masing orang tua di Kampung terkait dampak dan mudarat tambang dan pabrik semen.

"Jangan lupa bangun terus komunikasi terhadap orang tua di Lamba Leda. Untuk buktikan bahwa ini loh dampak dari pabrik semen kalau jadi. Itu yang harus dibangun komunikasinya," tukasnya.

Tag:

comments