5 Orang Tewas Akibat Banjir Besar di Tanah Laut, Kalsel
search

5 Orang Tewas Akibat Banjir Besar di Tanah Laut, Kalsel

Zona Barat
Anggota Polres Tanah Laut bersama tim SAR gabungan mengevakuasi warga korban banjir di Kecamatan Bumi Makmur. (ANTARA/Polrestanahlaut)

Politeia.id -- Banjir besar yang melanda Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan menyebabkan terjadinya tanah longsor menewaskan lima orang hingga Sabtu (16/1).

"Tanah longsor terjadi di Desa Guntung Besar dan Gunung Keramaian Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari," kata Bupati Tanah Laut Sukamta di Pelaihari, Sabtu.

Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari pemda dibantu TNI-Polri, Basarnas dan unsur lainnya, serta relawan masih mencari korban yang diperkirakan terjebak longsoran tanah.

"Di Gunung Keramaian ada dua orang korbannya, satu selamat dan satunya meninggal, sedangkan diperkirakan satu lagi dan sampai saat ini belum ditemukan," kata dia.

Terkait dengan dua jembatan yang putus diterjang banjir, dia mengatakan, belum dapat diperbaiki lantaran kondisi cuaca belum memungkinkan.

"Kemarin jembatan penghubung Kelurahan Angsau dan Kelurahan Pabahanan mau diperbaiki sementara, namun ada pohon tumbang lagi dan oprit jembatan hilang. Saya sudah koordinasi dengan Balai Jalan Wilayah Kalimantan Selatan untuk ditindaklanjuti," katanya.

Terkait dengan penanganan jembatan penghubung Kecamatan Kurau dan Takisung, tim Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tanah Laut sedang mempelajari untuk pembuatan jembatan darurat lantaran vitalnya jalan itu untuk akses masyarakat yang kini terisolasi.

Sebelumnya, dua kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan paling terdampak air pasang yaitu Kurau dan Bumi Makmur kini seakan menghilang disapu banjir dengan ketinggian hingga dua meter.

"Dua kecamatan ini paling membahayakan keselamatan warga sehingga kami lakukan evakuasi besar-besaran dalam tiga hari terakhir," terang Bupati Tanah Laut Sukamta di Pelaihari, Sabtu.

Warga diungsikan ke beberapa desa di Kecamatan Tambang Ulang yang sudah didirikan posko pengungsian dan dapur umum. Sebagian juga di tempatkan di Kecamatan Pelaihari.

Diakui Sukamta, banjir awal tahun ini merupakan terbesar selama sejarah 34 tahun dia tinggal di kabupaten berjuluk Bumi Tuntung Pandang.

Hingga saat ini hanya tiga kecamatan yang relatif aman dari banjir meski juga terjadi kenaikan debit air yaitu Kecamatan Batu Ampar, Jorong dan Kintap.

Sementara delapan kecamatan lainnya semua terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi yaitu Bati-Bati, Tambang Ulang, Kurau, Bumi Makmur, Pelaihari, Panyipatan, Takisung dan Bajuin.

"Total ada sekitar 4.000 rumah terdampak dengan 13.000 jiwa diungsikan. Sebagian masih ada yang bertahan di rumahnya namun tetap kita imbau agar mau dievakuasi jika kondisinya tidak memungkinkan lagi," jelasnya.

Tak hanya pemukiman penduduk, banjir kali ini juga memutus dua jembatan vital yang jadi akses warga yaitu jembatan di jalan nasional penghubung Kelurahan Angsau dan Kelurahan Pabahanan menuju Kota Pelaihari, ibukota kabupaten serta jembatan penghubung Kecamatan Kurau dan Takisung.

Putusnya jembatan di Takisung ini membuat dua desa terisolir yaitu Tabanio dan Pagatan Besar, sehingga tim SAR gabungan berupaya segera menyelamatkan warga untuk dievakuasi.

Sukamta menyatakan perlu langkah serius dari pemerintah daerah dibantu semua elemen baik TNI-Polri, Basarnas dan unsur lainnya termasuk relawan yang bahu membahu dalam penanggulangan banjir saat ini.

"Fokus kami ada tiga, yakni rakyat harus selamat, rakyat tidak boleh kelaparan dan rakyat harus sehat. Kami berterima kasih juga kepada Presiden Joko Widodo yang sudah memberikan bantuan penanggulangan melalui Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto hari ini," tandasnya.

"Saya juga berkoordinasi dengan Pak Dandim untuk bisa meminjamkan jembatan darurat dari Denzipur, terutama untuk jalan nasional," kata Sukamta.

Ia meminta masyarakat untuk waspada longsor susulan mengingat curah dengan hujan masih tinggi, termasuk daerah lainnya juga patut diwaspadai.

Tag:

comments