Profil Syekh Ali Jaber, Pendakwah Kharismatik Asal Madinah
Politeia.id -- Pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, Syekh Ali Jaber meninggal dunia. Pendakwah kharismatik itu meninggal dunia setelah dinyatakan mengidap penyakit Covid-19, meskipun kesehatannya sempat dikabarkan membaik.
Ustaz Yusuf Mansur menyebut Syekh Ali Jaber sudah negatif Corona.
"Benar Syeikh Ali wafat. 08.30, sudah dalam keadaan negatif covid. Di RS. Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta," tulis Ustaz Yusuf Mansur di Instagram, Kamis (14/1).
"Kita semua kehilangan banget," tambahnya.
View this post on Instagram
Dilansir dari berbagai sumber, Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976. Ia anak pertama dari 12 bersaudara dan menikah dengan Umi Nadia, wanita Indonesia asal Lombok, NTB, dan dikaruniai seorang anak bernama Hasan.
Di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghapal 30 juz Alquran. Bahkan di umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu Masjid Kota Madinah.
Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar) hingga aliyah (menengah atas) di Madinah. Selepas dari pendidikan menengah atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah ulama ternama di Arab Saudi.
Ia mempelajari dan mendalami ilmu tafsir kepada para ulama tersebut.
Pada tahun 2008, kala usia 32 tahun, Syekh Ali Jabir terbang ke Indonesia dan mulai berdakwah. Ia menuju ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), asal istrinya tinggal. Di sini ia menjadi guru tahfidz (hapalan) Quran, Imam salat, khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.
Empat tahun kemudian, Syekh Ali Jaber resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Kariernya berlanjut saat ia diminta menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Quran dan imam salat Ied di Masid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta.
Syekh Ali Jaber sempat menjadi juri pada acara Hafiz Indonesia dan menjadi da`i dalam berbagai kajian di beberapa stasiun televisi nasional. Ia juga mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ikut demo Ahok dan ditusuk OTK
Syeikh Ali Jaber sendiri pernah terlibat langsung dalam aksi bela Islam yang ke-2 dalam kasus penghinaan Al-Quran yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kemudian, pada Minggu (13/9/2020) sore, ia ditusuk orang tak dikenal saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung.
Syekh Ali Jaber bersama massa umat muslim juga sempat melakukan aksi simpatik 212 di Istana Merdeka, Jakarta. Agung Pambudhy/detikcom
Melaui kanal Youtubenya, Syekh Ali Jaber mengonfirmasi bahwa ia mengalami luka pada bagian atas tangan kanannya.
Saat penusukannya dikaitkan dengan politik di Tanah Air, Syekh Ali Jaber membantahnya. Dia menolak jika peristiwa penyerangannya dikaitkan dengan masalah perbedaan politik maupun perbedaan aliran.
Dia mengaku selama 12 tahun berdakwah di Indonesia, tidak pernah menyinggung masalah khilafiyah dan tidak pernah mendapat celaan di media sosial.
comments